“Pakai tusukan 2 – 2 – 1, setelah itu dilanjut dengan pola yang lain”

“Setelah pola ini, selanjutnya diapakan lagi?”

“Ini sudah gulungan yang kedua, syalnya sudah hampir jadi”

“Yah tergantung nanti mau fokus dimana, merajut atau knitting”

Bingung dengan beberapa potongan percakapan diatas? Sama. Awalnya saya juga sempat bingung ketika mendengar dan melihat proses merajut secara langsung. Ternyata konsepnya bisa mengalahkan pola dalam strategi sepak bola. Pun ketika harus cermat mengingat angka-angka hitungan yang dijadikan dasar rajutan, niscaya bisa mengalahkan keruwetan sudoku. Lantas apa yang saya lakukan ditengah-tengah kaum perajut ini? Tentu saja mencari jodoh! #eh

Umur komunitas ini masih seumur jagung. Virus merajut pun masih terus ditularkan kepada semua orang. Maklum saja, tidak semua orang familiar dengan konsep merajut. Apalagi kaum urban yang lebih familiar dengan mall. Padahal banyak kreativitas yang bisa tersalurkan disana. Diantara pola-pola yang harus dibuat, pilihan warna yang digunakan, sampai kesabaran dalam menyelesaikan satu rajutan. Bosankah mereka?

Kalau melihat tampang serius dari raut wajahnya, percayalah kata bosan tidak ada dalam kamus mereka. Setelah beberapa kali basecamp rajuters ini berlangsung di Kampung Buku, maka arenanya berpindah. Benteng Rotterdam Makassar dipilih menjadi tempat komunitas ini melanjutkan sesi merajut dan memamerkan karya mereka yang paling baru. Selalu saja ada orang baru yang bergabung. Targetnya untuk menemukan orang-orang dengan minat yang sama.

Merajut itu tentang kedisiplinan, ketekunan, dan kesabaran. Sama halnya dengan mencari jodoh. *puk-puk suratan nasib*

Merajut itu tentang perasaan. Bagaimana sebuah rajutan bisa tercipta dari perasaan-perasaan yang dikumpul. Mengingat orang-orang yang akan menerima barang rajutan tersebut.

Merajut itu tentang melatih otak. Bagaimana mengingat pola dan menjadi teliti dalam setiap tusukan yang diambil.

Tertarik dengan kegiatan rajut merajut (jodoh) ini? Setiap minggu sore mereka kumpul di Kampung Buku, Jalan Abdulah Daeng Sirua No. 128 E. Percayalah, ada banyak cinta di komunitas ini!