Rasanya menakjubkan dan sekaligus menakutkan ketika beberapa hal bisa menjadi media penyimpan yang sangat baik. Sebut saja media fisik seperti keping CD atau kaset untuk diputar berulang kali. Ataukah beberapa hal yang tertaut dalam bau, suara, rasa, ataukah indra lainnya.
Beberapa penelitian telah menjabarkan bagaimana bau bisa memicu beberapa ingatan yang telah terkunci lama. Bagian otak yang bernama Thalamus kemudian memproses sensasi bau tersebut dan mengirimkan sinyal kepada otak, termasuk bagian hippocampus dan amygdala, yang mengelola seluruh emosi. Wow, terima kasih kepada artikel Curiosity yang menjelaskannya secara gamblang. Itulah sebabnya wangi hujan, aroma makanan ibu, pengharum ruangan toilet menjadi media pas untuk berbagai cerita.
Awal Desember tahun lalu saya berkunjung kembali ke asrama Pejompongan dan menginap selama 3 hari. Rasanya menakjubkan bagaimana semua ingatan 2013 kembali menyeruak hanya karena bau kamar yang apak. Ingatan mengenai perjuangan belajar bahasa Inggris sampai tengah malam, evakuasi ketika banjir tahunan melanda Jakarta, sampai desah yang hadir pada beberapa malam tertentu. Sesungguhnya saya adalah penimbun ingatan yang buruk karena dia menempel pada berbagai media sesuka hatinya. Sehingga terkadang beberapa luapan ingatan itu tidak saya harapkan sama sekali. …
Entah apa hubungan antara musim dingin dan pilihan track minimalis yang sendu dan membuat depresi. Hahaha, tapi rasanya menyenangkan mendengarkan beberapa track ini sambil berjalan di tengah lapangan yang dipenuhi hamparan putih. Track jagoan saya minggu ini jatuh kepada :
1. Daughter – Youth
Ketika mendengarkan track Youth melalui weekly playlist pilihan Spotify, saya cuma bergumam mengapa track ini terasa familiar. Ternyata Youth resmi menjadi salah satu anthem soundtrack serial televise mulai dari Grey’s Anatomy sampai Arrow. Band beraliran indie-folk dengan frontlady Elena Tonra menawarkan vokalnya yang husky dan mengawang-awang. Jangan tertipu dengan intro track Youth, setelah menit 1:11 barulah kita akan mendengarkan kemegahannya dengan sempurna.
And if you’re still bleeding, you’re the lucky ones. ‘Cause most of our feelings, they are dead and they are gone. We’re setting fire to our insides for fun.
2. Joshua James – To Be Alone With You
Pernah tercatat sebagai “Next 25 Artists You Need To Know” oleh Paste Magazine tahun 2008 untuk pecinta music folk, rasanya nama Joshua James menjadi sangat segmented. Album Seven Swans Re-Imagined merupakan album yang berisikan rendisi ulang track-track Sufjan stevens dengan sentuhan yang baru. Saya sendiri tidak familiar dengan versi asli To Be With You, tapi versi Joshua James sukses membuat saya ingin berdiam diri di tengah lapangan kosong.
3. Gregory Porter, Laura Muvling – Water Under Bridges
Pertanyaan mengenai Gregory Porter adalah mengapa saya tidak pernah mendengar namanya padahal dia memenangkan Grammy kategory album jazz terbaik tahun 2014? Vokal Porter sejenak mengingatkan corak suara James Ingram ataupun Peabo Bearson dengan aransemen yang lebih fresh. Tambahkan sisi sentimental dan emosianal Laura Muvling membuat Water Under Bridges sebagai track mari-kita-move-on-tapi-susahnya-minta-ampun. Bagian terbaik adalah ketika saya menemukan tautan youtube dan bernyanyi live. Serupa dengan versi recordnya!
Do you remember, The days we used to spend? Memories so strong, It keeps me from moving on.
“Bagaimana antrian di dalam arena? Apakah sudah penuh?”
Pertanyaan itu saya ajukan kepada seorang petugas Gröna Lund di pintu masuk. Kekhawatiran saya bahwa penonton akan sangat membludak tidak terbukti.
”Tidak semua orang perduli kok dengan Eurovision. Bahkan dengan Månz sekalipun.”
Wait, what?
Mungking seperti itulah kenyataannya. Ketika saya akhirnya bertemu Lena dan Elena, kami memutuskan untuk bergegas masuk ke dalam arena konser. Puluhan orang sudah berkumpul di depan panggung dan mengambil posisi yang strategis. Kami masih bisa mencari jalan dan lokasi tepat di tengah-tengah crowd. Ketika Jessie J melakukan pertunjukan sehari sebelumnya, pastilah tidak akan semudah ini.
Kenapa konser ini menjadi begitu penting? Nama Manz menjadi perbincangan hangat di Swedia setelah memenangkan konser Eurovision ke 60. Cerita mengenai Eurovision akan saya ceritakan di lain kesempatan. Tapi laiknya pahlawan nasional, antusias penonton sore/malam itu terasa menggemuruh. …
Remix dan remake tidak bisa dipungkiri selalu menjadi kontroversi. Bisakah track baru tersebut menghilangkan imaji track terdahulu? Manic Street Preachers membuktikannya dengan merendisi ulang Wake Up Alone milik Amy Winehouse, Inilah 4 track jagoan saya untuk pekan pertama bulan Mei.
1. Sam Smith – Lay Me Down (Flume Remix)
[soundcloud url=”https://api.soundcloud.com/tracks/199515461″ params=”color=ff5500&auto_play=false&hide_related=false&show_comments=true&show_user=true&show_reposts=false” width=”100%” height=”166″ iframe=”true” /]
Nama Flume sudah sangat melekat di skena musik Elektronik Australia. Selain album Flume yang dirilis tahun 2012, banyak track populer yang menjadi terdengar berbeda setelah mendapat racikan magisnya, termasuk Tennis Court kepunyaan Lorde. Kali ini giliran single terbaru Sam Smith yang diberikan esensi elektronik sehingga membuat vokal Sam Smith seolah mengawang-awang. Ah~mazing.
2. Urban Cone feat. Tove Lo – Come Back To Me (Filous Remix)
[soundcloud url=”https://api.soundcloud.com/tracks/202333656″ params=”color=ff5500&auto_play=false&hide_related=false&show_comments=true&show_user=true&show_reposts=false” width=”100%” height=”166″ iframe=”true” /]
Pardon my Swedish effect, tapi Urban Cone dan Tove Lo adalah 2 produk mutakhir dari Stockholm. Album mereka yang diberi judul Polaroid Memories lebih banyak mengantarkan kita kepada cerita masa lalu yang tidak selesai (horray! Another anti-move on anthem) dan track Come Back To Me menjadi highlight utama yang tidak akan pernah bosan didengarkan. Filous sendiri adalahs eorang DJ yang berasal dari Vienna, Austria. Tidak banyak informasi yang beredar tentangnya, selain fakta dia baru berusia 17 tahun dan channel soundcloudnya tidak boleh terlewatkan.
3. Manic Street Preachers – Wake Up Alone (Amy Winehouse Cover)
[soundcloud url=”https://api.soundcloud.com/tracks/51563001″ params=”color=ff5500&auto_play=false&hide_related=false&show_comments=true&show_user=true&show_reposts=false” width=”100%” height=”166″ iframe=”true” /]
Mmm, Manic Street Preachers, rasanya tidak ada yang perlu dijelaskan lagi mengenai band yang satu ini. Hahaha, tapi esensi Wake Up Alone yang terasa sendu kemudian berubah corak ketika intro dari detik pertama dimainkan. Vokal Amy kemudian tergantikan oleh James Dean yang berujar dengan kemarahan. We really miss you, Amy!
4. Kygo feat. Parson James – Habits (Tove Lo Cover)
Kyrre Gørvell-Dahll atau yang akrab dengan nama panggung Kygo kemungkinan besar akan menjadi the-next-big-thing dalam skena musik dansa. Setelah meremix I See Fire kepunyaan Ed Sheeran, Dj asal Norwegia siap merilis album penuh dengan mengandalkan track Fire Stone dan Stole The Show. Untuk rendisi track kepunyaan Tove Lo (yes, I am addicted to her), dia dibantu oleh Parson James yang memperlihatkan kemahirannya bernyanyi soul. Track Habits dibuat oleh BBC Live Lounge, channel yang khusus menampilkan artis dengan rendisi ulang track favorit mereka. Imaji yang ada justru terasa berbeda dengan alunan piano Kygo!
Bagaimana menurut kalian? Apa track jagoanmu pekan ini?