Satu hari di bulan Juni, Midsommar!
Hujan yang turun sedari pagi membuat saya sedikit cemas. Pasalnya tanggal 19 Juni adalah perayaan Midsommar di Swedia. Bagaimana cara saya mengambil foto yang bagus kalau hujan turun? Atau pertanyaan lebih penting lagi adalah bagaimana warga Swedia merayakan satu hari yang diklaim lebih penting daripada national day mereka. Apa sebenarnya perayaan Midsommar?
Secara harfiah, Midsommar sendiri berarti pertengahan musim panas. Perayaan ini sekaligus menandai Summer Soltice atau hari terpanjang di musim panas. Bagaimana rasanya ketika malam tidak juga datang menjelang? Hahaha, beberapa hari pertama sungguh terasa aneh. Tetapi lama-kelamaan saya akhirnya terbiasa. Terkhusus kemarin malam, seandainya langit tidak tertutupi oleh langit mendung maka jam 12 malam pun terasa seperti rembang petang di Indonesia. Hanya remang-remang seadanya.
Saya sendiri merasakan aura Midsommar seperti suasana Idul Fitri. Seluruh kota terasa senyap walaupun beberapa supermarket masih beroperasi. Para keluarga lebih memilih untuk berkumpul didalam rumah dan menghabiskan hari dengan bercerita sambil menikmati beberapa hidangan khas Swedia. Bahkan sepanjang perjalanan ke Vitabergen, area Sodermalm yang terkenal dengan deretan kafenya tampak sunyi. Beberapa restoran bahkan memutuskan untuk libur sampai hari minggu.
Vitabergen menjadi lokasi pilihan saya untuk menikmat Midsommar. Sejak tahun lalu saya sudah memberikan highlight tebal untuk event tahunan terbesar di Swedia. Saya berpikir untuk menikmati perayaan Midsommar haruslah dengan undangan seseorang yang merayakannya. Sayapun berusaha keras untuk mendapatkan teman berkebangsaan Swedia untuk memastikan saya memiliki akses untuk perayaan ini. Ternyata tidak seperti itu kenyataannya. Beberapa titik perayaan Midsommar dibuka untuk umum. Lokasi seperti Skansen menjadi daya tarik utama karena museum tersebut menyediakan atraksi lebih lengkap seperti pementasan lagu-lagu tradisional Swedia. Biasanya pole yang dibuat pun lebih besar. Selain itu banyak lokasi lainnya yang bisa dikunjungi kalau hanya ingin memotret warga Swedia bernyanyi dan menari. Inti berkumpul bersama keluarga yang menjadi titik penting perayaan Midsommar.
Lalu apa pula yang dimaksud pole?
Pole atau tiang yang dihiasi dengan jalinan daun dan bunga menjadi simbol perayaan Midsommar. Menilik sejarah dari bangsa Viking, konon katanya tiang disimbolkan sebagai simbol maskulinitas atau kelamin lelaki yang ditanamkan kepada bumi yang direpresentasikan sebagai wanita. Dengan harapan untuk panen dengan hasil yang bagus. Orang-orang akan bernyanyi dan menari mengelilingi tiang ini. Beberapa lagu yang dijelaskan oleh Madeleine kepada saya adalah mengenai katak, gajah dan anak-anak. Apa hubungannya? Sayapun tidak mengerti.
Untunglah saya mempunyai sahabat sebaik Madeleine. Bersama dua sahabat lainnya, Kim dan Anni-Emilia kami menghabiskan waktu di bawah guyuran hujan menari bersama puluhan warga Stockholm. Tidak ada kata lelah di mata seorang pun. Rasanya semua orang hanyut dalam kegembiraan yang sama. Badai saljupun tidak akan menghalangi warga Swedia untuk beraktifitas, apalagi kalau hanya hujan semata?
”We are not sugar. We won’t melted because of the rain.”
Yeah right. Tetapi kegembiraan tersebut paling tampak di wajah anak-anak. Siapa yang bisa menolak lupa membayangkan kenikmatan bermain hujan dan lumpur di masa kecil? Kecuali kalau hujannya disertai dengan suhu 14 derajat sih mungkin beda kali yah. Hahaha. Kami bergabung membentuk lingkaran, sesekali menyentuh jemari kecil anak-anak tersebut dan turut bernyanyi dengan riang.
Apalah arti perayaan Midsommar tanpa makanan khas? Berhubung lagi puasa, tentu saja saya tidak bisa menyicipi makanan tersebut. Tapi dari cerita Madeleine dan Anni-Emilia, biasanya yang wajib dimunculkan pada saat perayaan Midsommar adalah ”First Potatos” yang berarti kentang hasil pertama tahun itu. Kentang rebus ini kemudian dimakan bersama sill, ikan herring dan ditutup dengan strawberry segar. Untuk buka puasa kemarin, saya menikmati kentang rebus bersama hallomi, sosis goreng dan bola-bola daging keju serta salad tzatziki. Sekali lagi saya beruntung karena bersahabat dengan mereka yang berbaik hati menjadikan Stockholm sebagai kumpulan pengalaman yang menyenangkan.
Walaupun tidak ada hiasan bunga di kepala, tidak ada atraksi minum sampai mabuk, tapi saya jelas menangkap esensi perayaan Midsommar. Tentang bagaimana menghabiskan waktu bersama keluarga atau orang-orang terdekat sambil berbicara tentang apa saja.