Untuk Nona Lolita, kaulah dewiku!
Halo apa kabar nona Loli?
Suatu ketika saya menceritakan hastag #terloli ke beberapa teman. Mereka cuma bisa terlongo,
“lucunya dimana?”
Mereka sama dengan saya. Masuk di ranah twitter dengan kepentingan berbeda ternyata membuat kami memfollow akun-akun yang berbeda pula. Diantara semua akun, ternyata timeline saya selalu penuh senyum ketika melihat akunmu. @tlvi.
“Jangan mau pacaran sama anak twitter, nanti ketahuan kelakuan aslinya”
“Ngapain mandi, nanti juga kotor lagi”
Ada ketertarikan dalam mentertawai absurditas dunia ketika melihat kau berucap. Melalui twit-twit singkat namun terkadang menohok, membuat saya sering bertanya, “mampukah saya melakukannya?”
Bukannya apa, saya jadi ingat perkataan teman yang lain. Dia juga mengikuti celotehanmu. Suatu hari dia berkata,
“kalau mau nyinyir, lakukanlah dengan cantik. Seperti @tlvi”.
Dan saya setuju dengan perkataannya. Maklum saja, saya termasuk orang yang sering nyinyir, tapi tidak dalam dosis yang tepat. Akhirnya? Orang-orang menghujat. Mereka tidak mengerti kadar kenyinyiran saya dan membuat saya perlahan menyimpan nafsu sarkas itu. Oh, i miss my old life 😛
Nona Loli, apa sebenarnya yang ada di pikiranmu? Ketika melepas twit-twit seperti ini?
“Selamat pagi, pemilik punggung sasaran empuk pelukan.”
“Selagi single puas-puasin deh sendirian, biar pas udah nikah nggak masih aja kebelet ngejomblo.”
Apakah memang sepi selalu bermain di pikiranmu. Ataukah itu hanya topeng yang kau gunakan untuk menjebak para perasa yang merasakan hal yang sama? Kalau memang itu hanya perangkap, maka saya mungkin salah satu laron bodoh itu. Selalu terjebak pada permainan perasaan sekaligus tertohok pada kalimat tentang hubungan. Ya, nona Lolita, saya orang yang susah mempercayai suatu hubungan. Selalu merasa insecure. Mungkin nanti, ketika bertemu dengan orang yang tepat. Baru saya merasa nyaman. Sudahkah kau bertemu dengan orang itu?
Tidak selamanya orang bermulut pedas itu jutek dan sangar. Biasanya justru mereka memiliki segudang perhatian walaupun harus dengan kata-kata yang tajam. Ada sindiran dan dorongan untuk mengubah orang. Begitulah caramu, dan begitulah mungkin caraku untuk memaknai hidup. Dengan melihat sudut pandang dan memaknai absurditas dunia dengan kenyinyiran.
Terima kasih untuk twit dan semua kenyinyiranmu. Itu bisa melepaskan sedikit bagian diriku tanpa menyakiti orang lain di sekitarku. Salam hangat selalu untukmu. Sang dewi kenyinyiran. (kamu bukan ratu jomblo kan @tlvi?)
5 thoughts on “Untuk Nona Lolita, kaulah dewiku!”
Yang kemudian jauh lebih menarik, jika saja surat ini ditanggapi oleh tIvi. Jangan lupa di-repost 😀
aihh nyinyirnya keren!!!! *meluncur memfollow*
saya juga mau meluncur deh…….
wits…….wits……..
saya tunggu postingan “selanjutnya” deh…… 🙂
‘Kamu adalah (cinta) dalam tanda kurung yang tak ingin kucari jalan keluarnya.’ ——– Kalimat yg bikin gw tambah jatuh cintaaa sama @tlvi