Kepada M, cerita penghujung Januari (lagi).
Oh, Elise, it doesn’t matter what you say
Just can’t stay here every yesterday
Like keep on acting out the same, the way we act out
Every wait is smile, forget
And make believe we never need it anymore than this
Anymore than this
Sense Field – A Letter to Elise
Halo M, apa kabarmu? Januari sudah berakhir lagi dan kali ini mungkin saya takut melepasnya. Kenapa? Rasanya semakin aneh menyadari begitu cepat waktu berjalan, seperti ada yang tercuri ketika kau melihat ke belakang dan belum melakukan apa-apa, sementara Februari sudah berada di ujung telapak kaki.
Kenapa kita selalu ingin hidup di waktu kemarin? Ketika semuanya terasa baik-baik saja, hidup yang penuh dengan rasa aman. Setiap saya membayangkan hal ini saya bergidik sendiri, M. Bagaimana mungkin sejauh ini saya berjalan hanya untuk menyadari bahwa hidup adalah bilangan ketidakpastian yang menjuntai di masa depan. Pikiran-pikiran itu ternyata masih selalu datang, pada malam-malam panjang dimana saya hanya bisa tercenung di depan jendela sambil melihat butiran salju yang jatuh.
Januari yang kukira akan terasa pendek ternyata berlalu dengan banyak cerita. Termasuk episode sakit yang sudah begitu lama tidak kambuh ternyata muncul kembali karena saya terlalu capek dan cuaca juga demikian ekstrem. Bagaimana rasanya berjalan di badai salju dengan suhu tubuh mencapai 39 derajat? Been there, done that.
And even left alone one day
Ain’t gonna change, it’s not my world
Before me there’s a road I know
The one I chose myself to go
Yeah, perfect forever, always clever
Should I be and I should feel
Super cool but then I am a fool
But then it’s not me
Myslovits – Sound of Solitude
Tidak semuanya harus berjalan sempurna M, termasuk semua rencana-rencana kita. Apa yang kau bayangkan setahun yang lalu, bahwa dirimu sudah tidak berada di lantai kesekian menara itu ternyata tidak menjadi kenyataan. Tapi dengan semua konsekuensi itu ada banyak lapisan cerita baru yang tercipta. Saya bisa membayangkan wajah atasanmu ketika memotong kue itu. Saya sempat melihat foto kuenya, terlihat sangat enak! Semoga semua rencana yang kita buat tidak menjadikan kita last-minute-person. Hahaha, dalam hal ini kita selalu sejenis M. Menunda semuanya sampai akhirnya harus begadang di detik terakhir. Well, mari menikmati sajalah!
Seperti saya menikmati berbagai tugas di semester ini. Ada topik mengenai politic dan popular culture, dimana kami membahas film Hunger Games dan Harry Potter. Tahukah kamu bahwa semua yang kita nonton dahulu sebagai konsumsi hiburan kemudian berubah ketika mau mendefenisikan konsep teks dan penjabaran Roland Barthes didalamnya? Sayapun harus mengejar banyak hal baru lagi. Tapi itulah inti dari semua perjalanan, ketika berbagai proses yang membuat kita berkenalan dengan hal-hal baru. Dulunya studio siar menjadi tempat paling aman dan nyaman, sekarang saya harus membiasakan berlari dalam lembaran analisis budaya kontemporer. Melelahkan? Semoga saya bisa menjalaninya sampai akhir.
I could tell you of a man not so tall
Who said life’s a circus and so we are small
Tell you of a girl that I saw
I froze in the moment and she changed it all
Son I am not everything you thought that I would be
But every story I have told is part of me
Yellowcard – How I Go
Januari sudah berakhir lagi, M. Disinilah kita menjejak hari yang baru. Mungkin ketakutan-ketakutan itu akan terus menggelayuti setiap langkah. Tapi rasanya lebih menyenangkan menyiapkan rencana untuk menghadapinya, daripada berlari tanpa tentu arah. Selamat menyambut bulan yang (katanya) penuh cinta, M. Semoga semburat merah jambu itu rela singgah di cerita kita.
Merindukanmu selalu.