Conversation
“People change.”
“You changed. A lot. I miss the fun-witty-adorably annoying-endlessly teasing-person I once admire. You become bitter, now. :|”
“I know what you mean. I miss me too. I’m no longer Peter Pan. People change. I have to keep up. You change. You’re superman.”
“Well, I am no superman. I am still who I was, improved. Still the OCD Jonathan, sloppier. I don’t think people change; people grow up. We learned our lessons. It’s either I do not know you, or you tottally changed. Or maybe, you made everything up.”
*I ended reading this conversation in twitter. And all I can feel is sadness. Isn’t the life is about changing? People come, people grow, people go. That’s the bittersweet part from this life. So, are you changed?
Februari.
Lalu bertanyalah ia kepadaku, “kelak, ketika saya tidak mencintaimu lagi, akankah kau berjuang untukku?”
Sebuah frase pertanyaan dari kenyataan yang memabukkan. Dari semua permasalahan mendasar yang ada, kenapa semuanya kembali kepada masalah hubungan? Kalau ingin dikatakan gamang, sayapun merasakannya. Seperti ada sesuatu yang mengganjal. Berbicara hubungan yang baru seumur jagung. Terpisah jarak, terjeda rindu pula. Namun saya masih mau menjalaninya.
Selepas menjalani hari bersama geng arisan hore, saya perlahan melihat perkataan maksudnya. Atas dasar apa pernyataan tersebut bisa keluar? Ah, sebuah pertanyaan yang bisa mereka-reka jutaan kemungkinan. Lantas apa salahnya ketika ragu melanda di tengah jalan? Apa yang akan kau lakukan? Terus jalan atau justru menghentikannya?
Pindah.
Apa yang pasti dari suatu perjalanan? Satu hal yang saya ketahui bahwa ketidakpastian adalah suatu hal yang mutlak.
Saya menyangka akan menghadapi tahun 2013 dengan santai, mengetahui scope kerja yang telah terpetakan dan ritme tugas yang sudah dihapal sedemikian rupa. Sejelas waktu setahun akan saya habiskan seperti apa, termasuk rute travelling yang akan saya jalani. Saya telah membayangkan itu semua. Tapi sepertinya saya pun dipaksa keluar dari zona nyaman.
Akhir tahun yang mengejutkan dan awal tahun yang lebih mengejutkan ternyata. Ketika surat mutasi untuk pindah divisi saya terima di akhir tahun, barulah kemarin breakdown rentang tugas yang (nantinya) akan saya kerjakan. Highlight sementaranya? Kaki saya tidak akan kemana-mana setidaknya selama 6 bulan pertama.
Saya pun lantas bertanya, sebenarnya seberapa sering zona nyaman justru menjadi penjebak?