Menunggu.
Apa yang bisa diajarkan sebuah kota kepadamu tentang lajunya yang begitu kencang? Saya selalu heran dan ternganga melihat ritme di ibukota. Kalau memang bisa dikatakan juga, saya sempat terbawa oleh riuhnya. Riuh melawan kemacetan, bergegas kesana-kemari. Karena perkiraan waktu bisa berdampak banyak. Macet salah satunya.
Ketika hidup tidak berjeda, apakah akan ada waktu untuk menghela napas?
Satu yang pasti adalah kota ini membuat saya kembali mengenali arti kata menunggu. Bersabar. Bahwa walaupun mungkin kau telah bersiasat dengan sedemikian rupa, selalu ada faktor X yang kemudian membuatmu harus lebih bersabar. Entah itu dengan jadwal kereta api, ataukah menunggu angkot yang akan melintas.
Maklum saja. Perjalanan di Makassar tidak pernah memakan jarak atau waktu yang berarti. Setiap tempat kemudian menjadi dekat, karena selalu ada Andra, sang motor Byson kesayangan yang siap diandalkan. Terkadang bahkan tidak ada jeda yang tersisa. Berpindah ke satu tempat ke tempat yang lain. Semuanya serba cepat.
Padahal tidak semua menunggu itu harus menyakitkan. …