Yuk! Bertualang di pulau!
Postingan ini disertakan dalam #8MingguNgeblog Anging Mammiri.
***
Saya dulu sering ikut berpikir atau menjawab ketika di sebuah majalah atau tayangan televisi yang menanyakan pertanyaan berandai-andai.
“seandainya kamu terdampar di sebuah pulau, sebutkan 3 benda yang kau inginkan bersamamu”.
Pertanyaan ini kemudian berkembang menjadi imajinasi yang liar. Jawaban standar tentu saja adalah Handphone, Buku dan ipod. Haha, tidak ada survival kit, hanya peralatan seadanya untuk menikmati suasana pulau. Jadi terdampar, tapi dokumentasi (atau narsis) harus tetap jalan.
Ada banyak pulau yang bisa dijadikan destinasi untuk menghilang sejenak. Tidak usahlah membayangkan suasana pulau yang kosong dan tidak berpenduduk. Kecuali memang naluri untuk survive atau adu nyali begitu besar, maka beberapa pulau bisa pula ikut dijajal. Tapi tentu saja dengan peralatan yang memadai, karena bisa jadi bahan makanan tidak tersedia disana.
Jadi kita bisa bertualang kemana saja?
Pulau yang terdekat yang bisa dicapai dari Makassar adalah Samalona. Dengan durasi 45 menit berperahu, kita akan disambut oleh jernihnya air, putihnya pasir dan tentu saja matahari yang cukup menyengat. Untunglah banyak pepohonan yang bisa dijadikan tempat untuk berteduh. Di pulau Samalona ini tersedia pula beberapa penginapan yang disediakan oleh penduduk kalau ingin menginap. Kisaran harganya 750 ribu sampai 1 juta rupiah, tergantung dengan jenis akomodasi yang diinginkan. Tapi kalau hanya untuk kunjungan sehari, maka modal balai-balai yang ada bisa jadi pilihan. 50 ribu sebagai tepat menaruh barang, dan lautan lepas untuk dijelajahi.
Luas pulau ini tidak seberapa. Mungkin saja beberapa orang merasa akan terlalu ramai, karena memang Samalona masih menjadi primadona. Aktivitas snorkeling, diving, sampai ada yang menggunakannya untuk bermain jet ski ataupun bermain banana boat. Pulau ini masih menjadi destinasi favorit.
Pulau Barrang Lompo juga bisa menjadi pilihan ketika ingin menikmati suasana pulau yang sedikit ramai. Mempunyai akses jalan yang sudah tertata rapi, Barrang Lompo terkadang sulit dibedakan dengan wilayah pinggiran kota Makassar. Kita akan menemukan anak muda yang nongkrong di dekker-dekker sambil bercerita musik kekinian yang ada di televisi dengan gaya berbusana yang hampir menyerupai. Tulisan saya mengenai Barrang Lompo bisa dibaca disini.
Masih banyak pulau lainnya yang bisa dijelajahi di sepanjang laut Makassar. Nego yang dilakukan bisa dari pelabuhan Kayu Bangkoa yang terletak di samping hotel Pantai Gapura, tempat penyeberangan samping Popsa, ataupun melalui pelabuhan Paotere. Jumlah hari untuk bertualang tentu saja harus masuk pertimbangan, karena ada beberapa pulau yang perjalanannya mencapai 5 jam, tergantung jenis kapal yang akan digunakan. Seperti Pulau Kapoposan dan Pulau Badi yang mempunyai banyak daya tarik, walaupun kesananya memang harus disertai niat yang kuat.
Yang masih dan tetap menjadi favorit saya sampai sekarang adalah Pulau Kodingareng Keke. Pulau tak berpenghuni yang cakupan luasnya pun tidak seberapa. Akses yang cukup terpencil ini hanya dilirik oleh beberapa orang, karena kesulitan air ataupun makanan. Tapi tumpukan pemandangan karang yang ada semuanya terbalas. Kita masih bisa menemukan banyak karang yang membentang, dengan ikan yang beraneka rupa. Juga, beberapa tahun yang lalu ada beberapa pipa dan sebuah mobil VW yang diturunkan di kedalaman 10 sampai 20 meter, ini dipesiapkan untuk menjadi habitat karang dan ikan laut.
Tempat berteduh yang ada hanyalah barisan pepohonan yang berada di tengah pulau, jadi silahkan bersiap dengan alas duduk ataupun persiapan lainnya. Biasanya satu botol air kemasan 1,5 liter cukup untuk dipakai minum oleh satu orang. Jangan sampai dehidrasi, karena sengatan matahari bisa sangat terik dan dehidrasi karena snorkeling. Takaran tersebut hanya untuk minum saja, kalau mau mandi, yah bawa botol yang lebih besar 😀
Beberapa teman pernah menginap disana, bermodalkan tenda dan peralatan untuk camping. Rasanya pasti menakjubkan! Saya pernah tertidur di tepi pantai di Kapoposan dan pemandangan bintang karena langit yang jernih tidak bisa dijelaskan. Karena tempat yang jauh dari Samalona, maka kisaran harga perahu juga lebih mahal kalau ingin ke pulau ini.
Tidak selamanya pulau itu menjadi tempat yang menyusahkan untuk berlibur. Kecuali memang takut kulit terbakar atau alergi matahari, maka jumlah pulau-pulau yang bisa dijadikan alternatif bertualang sangat beragam! Jangan takut untuk terdampar, cukup sediakan perlatan dokumentasi karena semuanya layak untuk diabadikan.
5 thoughts on “Yuk! Bertualang di pulau!”
argh curang…..saya tidak pernahada dalam foto-foto itu *berlalu*
Hayo ke pulau lagiiii…
Jadi, Kodingareng Keke? *pecahin celengan*
Aku donkkk udah juga ke pulau Samalona. Kerennn…
Tapi belum ke Kodingagreng Koko. Katanya mbak rara emang bagus banget.
Penasaran 😀
pasti yang punya blog lagi sibuk pakai banget..
postingan terakhirnya lebih dari sebulan yang lalu..