Tentang 27
Nafasku terengah, sesekali menyesuaikan ritme dengan rute kolam sepanjang 50 meter. Sesekali targetku meleset, untuk melepaskan satu helaan nafas untuk 2 kali mengayuhkan lengan kala mencoba gaya bebas, gaya renang favoritku. Semburat merah langit sudah semakin pekat, sementara baru saja menyelesaikan putaran ketiga. Tak lama panggilan untuk mengosongkan kolam renang terdengar. Sial! Pasti selalu begini kalau saya memulainya tepat jam 5 sore.
Ada sesuatu yang hangat menjalar di pikiranku. Walaupun tubuh harus menggigil melawan suhu air kolam, lengan yang terasa lelah karena menantang massa air untuk melaju, ada satu ketenangan yang saya peroleh. Ketika saya bisa mendengarkan seluruh otot dan berkomunikasi dengan anggota tubuh. Ketika tenggelam dalam air justru menghilangkan seluruh suara yang terkadang tidak begitu penting, dan saya bisa fokus terhadap suara, pikiran, dan hati.
Sejenak, saya bisa memikirkan ritme hidup yang terkadang terlalu cepat, terkadang terlalu stagnan. Fokus yang terkadang sedikit terpecah ketika harus bersenggolan dengan orang lain yang ingin berenang juga, ataukah ketika pandangan untuk titik akhir terkadang kabur oleh kabut yang menyisip dalam kacamata renang, bukankah perjalanan hidup bisa dianalogikan demikian?
Beberapa jam lagi umur saya berkurang. Ketika dulu euphoria untuk merayakan satu hari spesial menjadi momen yang sangat krusial, sekarang saya lebih melihatnya kedalam. Untuk instrospeksi diri sendiri, sejauh mana yang telah saya lakukan? Untuk diri sendiri? Untuk keluarga? Untuk orang lain?
Bukankah sesuatu yang telah biasa bisa sangat menjebak pada kemapanan dan kenyamanan?
Inilah titik dimana saya menyadari bahwa memang kata komitmen menjadi hal yang paling saya hindari. Komitmen kepada diri sendiri, kepada orang lain. Untuk selalu berbahagia. Terkadang, hal-hal kecil bisa terlupakan untuk ritme yang terlalu cepat, maka saya belajar untuk menekannya. Memperlambat dan menikmati sejenak.
Banyak harapan yang saya siapkan untuk tanggal 14 Oktober. Beragam doa dan syukur terucap karena saya beruntung, memiliki orang-orang yang berada di sekitar saya untuk berbagi hari, berbagi hati, berbagi cerita. Saya beruntung memiliki mereka semua. Saya hanya ingin menyesap keheningan kali ini. Mengobrol dan bercerita lebih banyak dengan diri sendiri. Tentang mimpi-mimpi, tentang cerita-cerita yang akan terlalui.
27, dan saya bersyukur untuk semua nikmatMu ya Rabb. Alhamdulillah.