Mr. Right Man.
Jangan terlalu baik jadi orang. Nanti cepat mati karena kebanyakan makan hati.
Sejenak saya seperti terkena tamparan keras lagi membaca ocehan yang saya lepas beberapa pekan lalu di twitter. Manusia memang aneh. Tepatnya, bagaimana gelombang pikiran bisa menarik hal-hal yang diinginkan. Kalau yang dipikirkan hal-hal baik, pasti itu juga yang akan datang. Hari ini saya membuktikannya lagi. Saya sepertinya memiliki kekuatan telekinesis. Menarik hal-hal buruk untuk selalu mendekat.
Dari jaman sebelum majapahit, saya memiliki mantra sederhana. Seorang ustadz pernah berkata, bahwa setiap perkataan adalah doa. “innamal a’malu bin niaat”. Itu dalam bahasa arabnya. Bahkan ketika kita berniat sesuatu, maka seluruh semesta akan membantu mewujudkannya. Baik itu dalam pikiran abstrak sekalipun.
Pilihan apakah itu hal baik atau buruk, tergantung empunya permintaan. Pernah mendapati doa yang paling khusuk adalah doa yang diijabah oleh Allah? Mungkin saja ketika kita berniat, ada parade malaikat yang lewat dan turut mengaminkan doa kita. Lantas, apa hubungannya dengan permintaan saya beberapa bulan yang lalu?
Sekali lagi manusia memang aneh. Dengan semua kompleksitas yang ada di kepala, selalu bertalian dengan pemaknaan baik dan buruk. Hubungan horizontal istilahnya. Dengan demikian maka diaminkanlah seluruh entitas kebersamaan atas dasar hubungan sosial. Teman adalah segalanya. Dalam keadaan baik atau buruk sekalipun.
Saya adalah tipe manusia yang selalu berada di tengah. Menarik keinginan baik dan diperlakukan buruk. Saya selalu membenci posisi ini. Seandainya saya pernah tergigit laba-laba beracun, terkena sinar radiasi kosmik, maka saya mungkin sudah menjadi deretan para pahlawan penyelamat semesta. Membahagiakan semua orang tapi justru menyakiti hati sendiri.
Maka disinilah saya. Menunggu hukuman jerat pikiran yang terlalu sering terlintas di kepala. Membayangkan membantu satu orang, tapi ternyata masih dinilai salah oleh orang lain. Seperti apa rasanya? Seperti ingin mengutuk karma-karma yang ikut tertarik bersama pikiran. Sebenarnya apa yang saya lakukan itu benar atau salah?
Saya capek jadi orang baik.
2 thoughts on “Mr. Right Man.”
Jangan menyerah jadi orang baik kak….apa yang pernah kita tabur tidak akan sia-sia ketika masa penuaian tiba 🙂
koreksi dikit k, yang benar “innamal a’malu bin niaat”, itu hadis Rasulullah SAW
Jangan patah semangat k’ Iqko ^^