Apakah Bandung sejauh itu, Inne?
Untuk @susterinne
Halo, apa kabarmu disana? Masih sibuk dengan semua kegilaan pasienmu kah? Semoga semuanya lancar-lancar saja.
Inne, Seminggu berlalu sejak ulang tahunnya. Mungkin kamu pun sudah lupa. Karena saya hanya sekelibat bertanya saja kepadamu. Meminta tolong untuk mengantarkan kado untuk seseorang. Dia yang pernah mengisi hatiku. Inne, kami akan balikan. Setelah dulu saya merasa insecure dengan hubungan kami. Apakah memang Bandung sejauh itu, inne?
Makassar – Bandung bukan sesuatu yang dekat. Pun bukan kali pertama pula saya menjalani hubungan seperti ini. Mencoba membayar sebuah hubungan dengan taruhan jarak dan perhatian. Dan ternyata berkali-kali pula saya kalah dalam perjudian ini. Bukan, saya tidak pernah selingkuh. Jangan menatapku seperti itu Inne, saya bukan tipe cowok tidak setia. Mungkin lebih parah dari itu.
Saya selalu merasa tidak aman tentang hubungan. Merasa takut duluan. Ujung hubungan ini akan kemana? Sampai menikah? Kalau nggak, gimana nantinya? Mending skalian gak usah daripada berhenti di tengah jalan. Ya, itu adalah sebagian dari isi kepalaku. Yang terkadang begitu riuh dengan debat kusir yang tak henti. Akhirnya saya tidak kemana-mana, Inne. Bahkan tidak berani untuk mempertahankan cintaku sendiri.
Hari ini dia kembali ke bandung. Selama 2 hari dia travelling, sambil mengikuti short course di negeri gajah putih. Kami masih sms an. Bertukar kabar. Bahkan dia pun masih sempat bercanda, sempat cari jodoh disana. Tapi terjebak dengan obrolan menyebalkan bersama orang India. Kami tertawa bersama. Ya, hubungan kami dalam taraf seperti itu.
Seperti apa? Entahlah Inne, saya juga tidak mengerti. Dalam permintaannya untuk memperjelas bentuk hubungan kami, saya masih belum bisa memberi kepastian. Apakah dia yang terlalu mempush hubungan ini, ataukah saya yang memang belum mau terikat (lagi). Menumbuhkan rasa cinta itu tidak mudah. Walaupun saya belum move on, masih ada pikiran apakah memang saya mau balik sama dia atau tidak. Lagipula itu masalah saya. Sampai kenyataan saya mengetahui, dia pun juga belum move on.
Saya jahat yah? Makanya Inne, tolong jangan hakimi saya dengan tatapanmu seperti itu. Saya tahu memang saya pengecut. Tapi kali ini saya ingin lebih jujur dengan perasaan sendiri. Apakah memang saya merasakan cinta? Apakah “kupu-kupu” itu masih beterbangan di perutku ketika memikirkan dia? Bandung itu jauh Inne, sejauh keinginanku untuk mengikatkan kepada sesuatu yang bernama hubungan.
Kalian menghirup udara yang sama Inne, di Bandung sana. Saya hanya bisa menyampaikan surat ini kepada kamu. Dengan harapan, ketika suatu hari saya meminta tolong yang aneh-aneh, kamu bisa menyanggupinya. Nanti, di kala hatiku telah berkata sesuatu. Saya harap kamu bisa menjadi penyambung rasaku dengan dia. Dan Bandung tidak terasa jauh lagi. Terima kasih.
2 thoughts on “Apakah Bandung sejauh itu, Inne?”
Iqko……..dengan senang hati aku mau membantu. Perkenalkan padaku dan bunuh jarak itu! 🙂
*meleleh*