Adhitia Sofyan ~ How To Stop Time; album ketiga yang makin sempurna.
Kalau bisa dikatakan fans garis keras, mungkin saya sudah termasuk pada kategori itu ketika berbicara tentang musik yang ditawarkan oleh Adhitia Sofyan. Ketika mendengar kabar bahwa album ketiga, sesi bedroomnya akan segera dirilis, saya yang paling histeris. Kenapa? Saya menganggap bahwa 2 album terdahulu tidak pernah mengecewakan. Bagaimana dengan album How To Stop Time?
I wrote this album at times in my life where i think there’s just too many things going on, at night i often wish i knew how to stop time just to have a little rest from the world. But there were also times of joy that were going to fast that i also wish knew how to stop time from running all the time. ~ Adhitia Sofyan
Bagaimana rasanya ketika waktu berhenti? Seketika lagu-lagu dalam seluruh album ini bisa menghilangkan riuh dan menimbulkan jeda sejenak. Mendengarkan dia bertutur tentang Tokyo dan perumpamaan lampu yang memudar, sampai tentang janji yang tidak pernah tertepati.
Apakah lagu-lagunya masih bertemakan kegalauan? Hahaha, mungkin karena tipologi vokalnya yang membuat semua atmosfir lagu yang ada menjadi kelam. Terutama dengan frasa-frasa yang dijabarkan dalam bahasa Inggris, membuat semua perumpamaan menjadi lebih bias, menjadi lebih misinterpretasi. Silahkan simak “Place I’ll Never Be” ataupun “Sudden Wonderland”. Salah satu track andalan saya juga adalah “Mother” yang dihadirkan sebagai track kedua. Selain “Just For My Mom” dari Sheila On 7, lagu ini juga yang membuat saya seketika ingin memeluk ibu di rumah.
Adhitia juga jeli melihat perkembangan dunia sosial media yang semakin ramai dengan memberikan tema “World Without a Sky”, tentang bagaimana batas kedekatan bisa dilakukan melalui ujung jari, mengetahui kabar teman jauh, sampai berita-berita tertentu. Tapi sekali lagi, lagu ini tetap menimbulkan interpretasi lain. Saya memikirkan dunia tanpa perang, dunia yang damai, hanya melihat hal yang sama.
Untuk mereka yang tidak terbiasa dengan musiknya, bisa jadi album ini akan sangat membosankan. Ritme yang sama dari awal sampai akhir berasa stagnan, tapi bagi fans fanatik? >.<’ album ini terasa sempurna. Track favorit saya jatuh pada “September” dan “Promises”. Tentang sebuah cerita yang tidak selesai, tentang janji yang tertinggal, tentang kenangan yang memudar.
[soundcloud url=”http://api.soundcloud.com/tracks/61932865″ params=”” width=” 100%” height=”166″ iframe=”true” /]
Ada dua jenis rekaman yang dikerjakan oleh Adhitia Sofyan. Seri How To Stop Time ini adalah edisi bedroom recording yang artinya masih serupa demo. Dikerjakan pada malam hari di kamar yang menjadi tempat kreatifnya. Taraf album fisik masih dalam perencanaan, dan seperti biasa album ini diberikan secara cuma-cuma.
Untuk sebuah perjalanan yang dimulai dari skala indie, kualitas dan musikalitas Adhitia masih terjaga dengan apik sampai sekarang. Album ini mengajak kita untuk sedikit berpikir, bagaimana tentang hidup ini akan berjalan nantinya? Cheers!
We walked down the road to the end
I wish the time stood still
Still I wonder if I could stay for a while
You see, its been a while since I felt this way (September)
*mengenai Adhitia Sofyan bisa dibaca di http://adhitiasofyan.wordpress.com/ dan lagunya bisa diunduh di https://soundcloud.com/adhitiasofyan