Street Dance 2; siap untuk bergoyang?
Tidak banyak film yang mengambil dance sebagai cerita utama. Setelah Bring It On yang sudah stuck di seri ke 5, tampaknya skena dance akan berlanjut ke street dance. Apa jadinya ketika rule street dance yang tanpa aturan akan dihantam oleh tarian salsa yang penuh ritme? Jawabannya adalah Street Dance 2.
Menyaksikan film ini ketika reality show UK Got To Dance season 3 sedang berjalan adalah sesuatu yang salah. Rasanya seperti menyaksikan audisi pencarian bakat tersebut dalam sebuah layar yang lebih besar. Temanya sama, tambahkan saja sedikit unsur Shakira didalamnya. Maka akan kau dapatkan film (atau potongan klip audisi dance) yang berdurasi 90 menit.
Dibandingkan dengan saudara kandungnya, Step Up, Street Dance memiliki banyak kelemahan dari banyak sisi. Dari departemen cerita kita akan disuguhkan cerita klise Ash (Falk Hentschel) yang mengumpulkan tim Street Dance untuk memenangkan Final Battle yang akan berlangsung di Paris. Maka bersama sidekicknya, Eddie (George Sampson) mereka kemudian brainstorming untuk mencari twist sehingga dance mereka terlihat berbeda.
Disinilah peran Eva (Sofia Boutella) berlangsung. Seorang penari Tango dan Salsa yang biasa beradu di atas ring untuk battle dance dalam nuansa latin. Ash merekrutnya, terjadi perbedaan pendapat, pertemanan, sampai battle terakhir. Itu saja ceritanya. Sangat simpel bukan?
Maklum saja perbandingan dengan Step Up akan terus terjadi. Dari segi cerita, film ini sudah terasa corny dari pertama. Ikatan emosi antara tim Street Dance Ash pun terkesan tidak diceritakan, seolah-olah kau bisa mencari siapa saja untuk diajak menari bersama. Pun sang sidekick Eddie, hanya terkesan sebagai pelengkap. Tidak lebih. Untungnya film ini ditolong oleh kehadiran Tom Conti yang berperan sebagai Manu, Paman Eva. Kehadirannya membuat suasana menjadi sedikit lucu dan emosional.
Selebihnya? Ash lebih cocok menjadi petinju dari pada seorang dancer.
Silahkan simak potongan-potongan Salsa dan Tango yang dimainkan oleh Sofia Boutella. Epik! Seharusnya dia menadapat perhatian lebih untuk film-film mendatang. Emosi dan eksotisnya bisa membuat orang menahan nafas ketika melihatnya menari dengan menggunakan sepatu hak tinggi. Begitu juga ketika dia berusaha masuk dan memahami nafas dari Street Dance, dia terlihat sempurna.
Untungnya film ini ditunjang oleh gambar-gambar cantik yang diambil di Paris. Latihan dance dengan background menara Eiffel, siapa yang mampu menolaknya? Tapi akhirnya shoot-shoot menarik ini malah jadi bumerang. Nafas Street Dance yang tanpa aturan, gelap, keras, menjadi sedikit aneh dengan syuting di negara seindah Perancis. Well, sorry to say, nafas tari jalanan yang dibawakan di Step Up memang layak dengan komunitas yang ada di sana. Apakah ini film battle dance antara film Inggris dan Amerika? You name it.
Barisan dance yang digunakan dalam setiap performance oleh kelompok Ash menarik untuk disimak, tapi sudah sangat familiar. Belum juga battle yang tidak jelas skemanya, sebenarnya apa asal muasal Pertarungan Terakhir itu? Musuhnya Invincible pun seolah-olah hadir untuk dikalahkan.
Departemen soundtrack yang diisi oleh banyak musisi menghadirkan beberapa anthem yang sudah familiar. Seperti Domino dari Jessie J, Bass Down Low milik Dev yang dibuat dalam versi remix, sampai anthem kebangsaan We Will Rock You dari Queen (versi remix tentu saja!) mengalin dalam arena battle yang dibuat di Colosseum seolah arena gladiator. Tapi yang paling saya notice adalah track dari Skepta – Hold On di scene battle terakhir. Emosinya dapat, dance dapat. Keren.
One thought on “Street Dance 2; siap untuk bergoyang?”
aaaakk gak mau baca dulu, belum nonton yg ini 🙁