Browsed by
Category: Movielicious

The Hobbit; mari bertualang!

The Hobbit; mari bertualang!

Ketika mendengar kabar bahwa The Hobbit, prekuel dari Trilogi Lord Of The Ring akan segera dirilis, tidak membuat saya tergerak. Maklum saja, referensi saya telah ideal dengan dunia Harry Potter. Jadi rasanya menambah referensi dengan buku J.R.R Tolkien tersebut rasanya akan sia-sia. Mengingat lagi bahwa tahun perilisan buku dan filmnya adalah masa-masa dimana saya belum bisa mengakses dan bacaan menjadi sesuatu yang mahal.

Gandalf dan Para kurcaci
Gandalf dan Para kurcaci

Mungkin salah satu keuntungan saya adalah bisa mengikuti alur perjalanan kisah sang cincin dari awal. Dari kisah pertemuan awal Bilbo Baggins bertemu dengan Gandalf dan bertualang bersama 13 dwarfs (kurcaci). Saya bisa menebak bahwa detail cerita yang disajikan dalam 3 buku LOTR bisa menjadi hal yang sangat rumit. Tapi disinilah semua petualangan dimulai.

Read More Read More

Rise of The Guardians; raise the hope!

Rise of The Guardians; raise the hope!

Ketika melihat Jack Frost dalam film Rise Of The Guardians saya sempat bertanya, seperti apakah rasanya kesepian?

Bukan statement menuju curhat colongan, tapi rasanya tokoh Jack Frost memiliki banyak kesamaan dengan tokoh utama dalam film How To Train Your Dragons. Itu mungkin salah satu alasan terbesar ketika saya menonton film ini. Selain, kelinci paskah yang membawa bumerang, dan peri gigi yang sangat posesif.

Image by http://screenrant.com

Mau tidak mau sentral film ini kemudian beralih ke tokoh Jack Frost. Sosok manusia salju yang sering dibuat oleh mereka yang menikmati 4 musim. Ketika mitos yang kemudian berkembang bahwa Jack Frost lah yang membuat badai salju untuk bersenang-senang. Berbeda dengan mitos tentang Peri Gigi, Santa Claus, Kelinci Paskah, dan Sandy, sang peri mimpi. Semuanya diceritakan adalah sahabat anak-anak. Apa yang terjadi ketika Jack Frost ditunjuk menjadi penjaga yang baru?

Read More Read More

Test Pack; ketika bertanya tentang cinta

Test Pack; ketika bertanya tentang cinta

Mungkin kita harus menyalahkan Rangga dan Cinta lewat film Ada Apa Dengan Cinta sehingga seluruh adegan klimaks setiap film Indoensia yang berakhir di bandara mendapat tuduhan menjiplak adegan yang sama. Syukurlah anti klimaks film Test Pack tidak harus berakhir seperti itu.

Perjalanan Tata (Acha Septriasyah) dan Rahmat (Reza Rahardian) dalam mempertanyakan cinta akan berakhir pada sebuah kenyataan pahit dan pernyataan yang ada di benak semua orang.

Rute hidup kuliah – kerja – nikah – punya anak menjadi suatu status yang harus dihadapi oleh rasa konsensus bersama. Bagaimana bila salah satunya tidak berjalan dengan lancar?

Inilah ide utama yang ditawarkan oleh Ninit Yunita dalam debut film yang diangkat dari novelnya. Sejujurnya saya agak skeptis ketika mendengar novel tersebut akan difilmkan. Syukurlah saya sudah sedikit lupa dengan jalan cerita novel yang pertama kali diterbitkan tahun 2005 tersebut. Maka untuk itu, film ini menjadi aman untuk ditonton. Hasilnya? Bagus!

Dari scene awal, chemistry Acha Septrianyah bersama Reza Rahardian sudah terbangun dengan apik. Tidak ada air mata atau drama berlebihan. Semuanya dalam porsi yang cukup dan terasa pas. Banyak dialog-dialog yang mudah dicerna dan memberi clue kepada permasalahan yang dihadapi pasangan muda ini. Mulai dari konsumsi tauge, sampai posisi untuk memudahkan sperma mencapai sel telur, semuanya dikemas dengan jenaka dan tepat sasaran.

Read More Read More

Bourne Legacy; apa yang kauharapkan?

Bourne Legacy; apa yang kauharapkan?

Bagaimana menyisipkan kisah Bourne dalam Bourne? Apakah ini semacam inception? Tenang saja, premis yang ditawarkan film ini ternyata sangat sederhana. Jason Bourne tidak sendirian. Ada banyak agen lain yang telah “dibuat” untuk berbagai kepentingan. Lantas, bagaimana nasibnya ketika agen-agen tersebut memiliki emosi?

Pertama, mari kita kesampingkan dulu 3 installment Bourne yang mengagungkan Matt Damon sebagai seorang mata-mata super. Apa yang membuat kita jatuh cinta kepadanya? Intensitas film yang padat dan perkelahian seru. Siapa yang bisa menyangka bahwa pensil dan alat-alat sederhana lainnya akan bisa dijadikan senjata? Well, bagaimana dengan Jeremy Renner?

Read More Read More