Pariwara Ramadhan.
Ada beberapa hal unik yang bisa menandai bahwa bulan Ramadhan sudah dekat. Ketika beberapa orang melihatnya dari penanggalan Hijriah, yang lainnya menggunakan sarana iklan untuk mengukur waktu datangnya bulan penuh hikmah.
“Sirup marjan sudah 3 kali tayang setiap jeda iklan, bulan puasa pasti sudah dekat.”
Beberapa komentar sejenis pun muncul di beberapa kanal sosial. Bukan hanya produk sirup saja yang menjadi penanda khas, Trivia (1) bahkan membuat list produk apa saja yang akan membuat konten khusus Ramadhan. Sebut saja penyedia jasa telekomunikasi, obat kumur dan obat maag, sarung, vitamin penambah daya tahan tubuh, sampai mie instan.
Dalam ilmu periklanan ataupun marketing, tentu saja hal ini tidak bisa dilewatkan begitu saja. Mengapa? Tampilan visual yang mendukung akan menjadi daya jual utama sehingga seseorang merasa membutuhkan produk tersebut selama menjalani puasa.
“Ah, kok rasanya lemas yah kalau tidak meminum suplemen ini.”
“Iya yah, gak perlu ribet masak sahur kalau ada mie instan yang bisa cepat saji.”
Faktor keterikatan akan aktivitas keseharian tetap menjadi jualan utama para pengiklan. Tapi kali ini hadir dengan nuansa lebih istimewa. Apalagi mengingat mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam. Voila! Sebuah ceruk pasar yang tidak bisa disepelekan. Momen ramadhan menjadi kesempatan memintal kembali persahabatan atau komunikasi yang terputus ataukah pakaian baru untuk beribadah.