Mari berkenalan melalui makanan.
Banyak cara untuk berkenalan dan masuk ke dalam budaya seseorang. Salah satunya adalah makanan. Siapa yang bisa menolak pesona semangkuk sup ayam atau perkedel jagung?
Sejak dulu lidah saya sudah terbiasa dengan aneka bumbu dasar masakan Indonesia. Ketika penyakit asma ibu kambuh, salah seorang dari kami harus mengambil alih tugas domestik untuk memasak. Berhubung kakakku lebih sering menjadikan kami kelinci percobaannya, maka jadilah tugas memasak saya ambil alih. Berbekal instruksi dan petunjuk ibu tentu saja.
Kenapa harus ribet memasak sih? Bukannya kegiatan kampus juga sudah sangat menyita waktu?
Apalagi masakan Indonesia itu, membutuhkan 3 jam untuk sekali masak. Dari mempersiapkan bahan mentah, mengolah sampai meyajikannya. Belum lagi membereskan cucian piringnya. Habis itu? Capek. =)), tapi memang dasarnya lidah sudah terbiasa. Makan roti atau pasta selama 2 hari sudah pasti bosan, jendral!
Satu cerita menarik ketika saya masih di rumah Linus, rumah orang Swedia pertama kali saya tinggali. …