Real Steel, ini robotku—mana robotmu?
Siapa yang peduli ketika sebuah robot berhasil menyelamatkan bumi dari kehancuran dan invasi makhluk asing, ketika ternyata sebuah robot lain bisa mengembalikan ikatan emosional antara ayah dan anak?
Sebenarnya mau dibawa kemana alur cerita film ini? Awalnya saya sempat bingung. Mengenai robotkah, mengenai tinjukah, atau mengenai hubungan ayah dan anak? Secara dalam trailer yang disajikan pun kebanyakan menampilkan adegan perkelahian para robot raksasa. Tapi rasanya tema hubungan ayah dan anak yang mendominasi film Real Steel ini.
Alkisah di tahun 2020 ketika teknologi sudah sedemikian maju, tontonan tinju yang dulu mendominasi dan dilakukan oleh manusia kini beralih subjek. Para robot dengan segala kehandalan, jurus, dan teknik yang telah ditanamkan bertanding melawan satu sama lain. Tidak hanya di kalangan underground, bahkan pertarungan para robot ini sudah dibuatkan liga khusus yang menjadi liga paling elit yang pernah ada bagi para pemilik robot.
Tersebutlah Charlie Kenton yang diperankan oleh Hugh Jackman menjadi pengelana dan berkendara dari satu kota ke kota lainnya. Dengan bermodalkan robot yang memiliki skill pas-pasan, dia masuk dari satu liga kecil ke liga lainnya. Hasilnya? Kekalahan demi kekalahan terus menyertainya. Padahal dimasa yang lampau, Charlie adalah seorang petinju professional yang sangat hebat. Kala itu dia diasuh dan dilatih oleh ayah Bailey (yang diperankan oleh Evangeline Lilly), love interest dari Charlie.
Persoalan dimulai ketika Charlie mendapat berita bahwa mantan istrinya telah wafat dan meninggalkannya seorang anak. Apa yang terjadi? Charlie ternyata melepas hak asuh anak tersebut demi mendapat “tebusan” senilai 100 ribu dolar yang digunakannya untuk membeli robot lain. Seolah-olah di pikiran dan otaknya hanya berisikan robot dan pertarungan saja. Disinilah drama dimulai. Ketika sang anak harus ikut bersama Charlie selama sisa musim panas dan memulai interaksi dengan sang ayah yang tidak pernah dikenalinya selama 11 tahun.
Seperti sekian banyak drama keluarga, alur cerita film Real Steel ini mungkin sudah bisa ditebak. Bagaimana perjalanan emosi Max Kenton (diperankan oleh Dakota Goyo) dan Charlie dalam perjalanan itu. Terutama ketika kemudian mereka menemukan Atom, sebuah robot dengan kemampuan unik dan hebat. Interaksi ketiga orang ini (ya, Atom sangat-sangat manusiawi!) menjadi sangat menarik dan mereka memulai debut pertarungan mereka. Memulai dari pertarungan liar, masuk ke liga-liga kecil, sampai akhirnya masuk ke liga utama dan melawan para robot beken.
Endingnya sudah pasti ketahuan. Ini adalah tipologi film yang memiliki kisah yang indah. Kalau kalian menebak Atom akan memenangkan pertarungan terakhir, bisa jadi iya. Tetapi bukan itu yang menjadi inti cerita film ini. Perjalanan emosi ketika Charlie dan Max mulai saling memahami, saling mengerti, dan saling melindungi satu sama lain. Itulah momen-momen krusial dari film ini. Terutama ketika bercerita mengenai hubungan antara anak laki-laki dengan ayahnya. Maka cerita film ini menjadi sangat emosional.
Ada banyak momen original dan mengharukan di film ini. Terutama ketika Charlie harus menyerahkan Max kepada sang bibi karena merasa tidak mampu sebagai ayah. Mengapa harus selalu menciptakan saat-saat terbaik? Bukankah hidup juga ada masanya ketika susah?
“ I want you to fight for me. That’s all I ever wanted!” teriak Max kepada Charlie.
Akting Hugh Jackman sebagai seorang ayah yang tidak pedulian dan kemudian menjadi sosok yang tangguh terlihat sangat natural. Mengingat dia kebanyakan berakting marah dan merengut serta membunuh mutant. Akting Dakota Goyo pun sangat memikat. Seringkali kepolosannya sangat menggemaskan. Seperti tampang memelasnya yang tidak bisa ditolak. Evangeline Lilly? Tidak usah diragukan lagi. Saya adalah fans beratnya.
Kalau anda merindukan sebuah tontonan keluarga dengan cerita yang bagus, akting yang menarik, serta efek visual yang mengagumkan, maka Real Steel wajib menjadi tontonan.
Real Steel
Rilis : 2011
Sutradara : Shawn Levy
Pemain : Hugh Jackman, Dakota Goyo, Evangeline Lilly, Anthony Mackie, Kevin Durand
Studio : DreamWork Pictures
Lihat trailernya disini.
3 thoughts on “Real Steel, ini robotku—mana robotmu?”
setuju….
film terbaik tahun 2011 versi gw, so far…
wah bisa bareng gini positng review film ditangal yang sama hehehehe…
Tahun ini Real Steal film-nya sayah….
Beneran bagus ya?
Mmmm… kalo gitu, begitu pulang kampung saya tonton deh 🙂