Paris, tidak hanya tentang penanda kota.
Menjejakkan kaki di Paris diisi penuh dengan segudang rencana. Berbekal contekan catatan dari Time, Timeout dan Guardian, rasanya masih bingung dengan banyaknya tempat yang ingin didatangi hanya dalam 3 hari. Praktis saya membuat kategorisasi berdasarkan wilayah, serta prioritas tempat yang hendak dikunjungi. Syaratnya adalah ikon kota, gratis, dan mudah diakses.
Tidaklah terlalu mengejutkan ketika melihat Menara Eiffel atau Arc De Triomphe masuk dalam list utama. Bukankah ini yang menjadi bukti otentik bahwa saya (dan jutaan orang lainnya) pernah ke Paris? Rasanya masih seperti mimpi ketika saya tiba di hostel dan bisa melihat pucuk menara Eiffel dari kejauhan. Ikon yang dulunya hanya dilihat melalui kartu pos atau kotak kecil permainan monopoli kini berada di depan mata.
Sayangnya, saya hanyalah korban kesekian dari perasaan ingin eksis dan menunjukkan bahwa saya pernah ke Paris.
Dibalik semua penanda kota tersebut, saya melupakan satu hal yang paling mendasar. …