Mereka yang mengabdikan diri atas nama pendidikan.
Sokola itu sudah seperti rumah kami. Di Sokola, saya dan teman-teman semua sudah seperti saudara, susah senang dijalani bersama. Disini kami belajar banyak hal. Sejak SD, saya sudah sering bermain di Sokola. Bahkan sejak SD pula saya sudah mulai belajar mengoperasikan komputer, membuat film, tahu teknik fotografi dan juga membuat kerajinan. Itu semua saya pelajari di Sokola. Kegiatan itu membantu kami untuk lebih mandiri dalam berusaha untuk menambah penghasilan keluarga. Ada banyak kakak-kakak yang membantu kami belajar di Sokola.
Rifki, murid Sokola Pesisir Mariso
Indonesia adalah negara yang sangat kompleks. Terletak di antara benua Asia dan Australia, serta Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Dari pelajaran geografi kemudian tergambarkan bahwa Indonesia terbagi menjadi gugusan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Indonesia kaya dengan budaya khas serta hasil alam yang melimpah. Rakyat makmur dan sejahtera. Dengan asumsi bahwa pendidikan telah merata kepada seluruh rakyat. Apakah benar hal tersebut telah terpenuhi?
Menyimak perjalanan kisah Butet Manurung dalam memberikan pendidikan kepada Orang Rimba patut mendapat perhatian yang sangat besar. Tentu saja pendidikan disini bukan hanya pada masayarakat yang mampu mengaksesnya karena kemudahan fasilitas kota besar. Tetapi juga bagi mereka yang berada di pedalaman dan tidak memiliki akses. Bahkan dengan kultur yang kuat pun, mereka terbilang sebagai “masyarakat terbelakang” karena melihat cara hidup mereka. Itu terjadi pada kita, yang memandang mereka dari sudut pandang primordial, merasa sebagai makhluk terpelajar karena telah mengecap bangku sekolah
Padahal negara sendiri telah menegaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945, pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia.