Dalam kenangan, Pace Baruga
Dia hidup dalam kesederhanaannya. Tanpa pernah kenal lelah terus bekerja. Sambil sesekali meladeni obrolan atau celetukan kami di Pasar. Tak kan pernah kau lihat rona penolakan dimatanya ketika meminta untuk dibuatkan segelas kopi ataupun teh sebagai teman untuk bercerita. Kini beliau telah pergi, ke tempat peristirahatannya yang terakhir.