Hurt.
Pernah saya bercerita kepadamu tentang mimpi yang selalu ada di kepalaku. Tentang keinginan-keinginan yang berupa kamu di dalamnya. Dimana cerita serupa novel selalu ditayangkan. Menghabiskan hari dengan menghabiskan segelas cokelat hangat dan menikmati hujan yang turun dengan bergegas. Tapi ternyata benar kata pepatah, bahwa terkadang mimpi selalu jauh dari kenyataan. Ketika kau sendiri tidak pernah betul-betul mengusahakannya.
Entah mengapa saya begitu bodoh akhir-akhir ini. Membuat waktu menjadi kunci yang menjadi pengekang. Ketika tetiba kilasan-kilasan hari kemudian menjadi lewat begitu saja. Saya takut. Mengakui bahwa saya kebablasan lagi. Terbawa ritme tanpa pernah mengontrolnya. Tidak memberi jeda sedikitpun. Tahu karena apa saya sedih? Karena melihat status seorang teman yang sedang makan bersama bersama pacarnya. Sesederhana itu, tetapi saya bersedih setengah mati.
Kali ini saya betul mengutuk jarak, dan hampir menyerah karenanya. …