Kalau jodoh tak kan lari kemana
Maaf sebelumnya kalau ada yang merasa terganggu dengan postingan di blog ini. Namanya radioholicz, tapi kok yang dibahas mengenai hubungan terus? Ada postingan ini, ini. Yah, maaf saja. Tuan beruangnya lagi galau tentang masalah “hubungan” yang terus menerus menggempur dari segala arah. Kalau dicueki, masalahnya akan semakin membesar. Tidak dicueki, bikin sakit kepala. Jadi kali ini kita akan berbicara tentang jodoh saja.
Saya adalah tipikal orang yang mempercayai bahwa sebenarnya jodoh kita sudah diciptakan di dunia ini. Bukankah semua manusia ditakdirkan berpasang-pasangan? Hanya butuh tempat dan waktu yang tepat saja untuk bertemu. Bisa saja seseorang menjadi yang merupakan jodohmu, setiap hari bertemu, berpapasan, tapi karena memang belum waktunya bertemu kalian hanya akan menjadi sepasang orang asing.
Saya juga tipikal orang yang mempercayai bahwa love will find you if you try. Hey, setidaknya berusaha lah sedikit! Cinta bukan seperti menunggu buah matang dan jatuh dari pohonnya. Tinggal menunggu dan berharap. Ada banyak cara untuk mencari ini, entah dengan berkenalan, atau jatuh cinta pada orang-orang yang salah. Lesson learned, terkadang perlu ada beberapa sesi sakit hati dengan “orang yang salah”, sebelum bertemu dengan Mr atau Ms. Right.
Lantas, jangan lupa juga, bahwa terkadang Tuhan bekerja dengan caranya sendiri. Bisa jadi orang yang kita temui setiap hari bisa menjadi pendamping hidup sampai ajal. Saya teringat pengalaman beberapa orang teman. Salah satunya Nawir, yang menjadi pejuang mencari sesuap nasi di belantara ibukota. Hari senin kemarin dia resmi menyandang predikat suami. Siapakah sang istri tercinta? Ternyata teman kampus, yang dulu setiap hari bertemu. Harus jauh-jauh ke Jakarta dulu sebelum dia bertemu jodohnya!
Terkadang Tuhan mengirimkan tanda dan bantuan kepada kita. Apakah memang sudah siap dan sanggup dalam komitmen dalam berhubungan? Sahabat saya, sang ibu negara, juga sudah berkali-kali jatuh dalam cinta tak berkesudahan dengan orang yang salah. Dalam satu perjalanan ke Yogyakarta, saya mengenalkannya dengan seorang sahabat lain yang kebetulan kuliah di kota tersebut. Beberapa hari jalan bertiga, ternyata mereka seperti menemukan kepingan sayap yang lain. Sampai sekarang mereka masih dilanda cinta. Sama-sama dari Makassar, beberapa kali bertemu, tapi saat itu mereka masing-masing hanya menjadi orang asing.
Itulah beberapa bukti yang berusaha saya resapi. Bukannya apa, saya adalah tipikal orang yang resisten terhadap sesuatu yang bernama hubungan. Hahaha. Apalagi kalau berbicara tentang jatuh cinta pada orang yang salah, saya mungkin sudah lulus mata kuliah tersebut. Tapi hey, bukankah setiap episode hidup adalah perjalanan? Dimana kita bisa dengan bijak mengambil hikmah dan mendewasa dengan semua peristiwa tersebut. Silahkan terus mencari dan berusaha sampai menemukan pasangan yang disebut jodoh tersebut.
Lantas, bagaimana dengan mereka yang sampai sekarang masih menyandang predikat jomblo? Sekali lagi silahkan dilihat perspektifnya. Karena orang bijak berkata bahwa,
single itu pilihan sedangkan jomblo itu nasib
Jadi sudahkah kalian bertemu dengan jodoh yang tepat?
5 thoughts on “Kalau jodoh tak kan lari kemana”
dan siapakah orang bijak yang mengatakan hal itu? mmh.. pantas ko bbm kah tadi malam.. ttg.. “hati or something like that”.. oh ternyata tgg ini? 😀
walah, kenapa nyambungnya ke jomblo yah… #tersungging
semoga cepat menemukan tambatan hatinya 😀
jodong memang tidak akan lari, tetapi tetap harus di kejar, jika tidak bakal jomblo terus….
seneng baca tulisan ini..