Browsed by
Tag: Cerita Stockholm

Cerita dibalik NBISC 2015.

Cerita dibalik NBISC 2015.

7 tahun merintis karir sebagai divisi acara, rasanya belum ada yang menyamai drama Konferensi PPI Nordic Baltik 2015. Pasalnya apa? Kami harus bersaing dengan efek Badai Helga yang menyerang daratan Skandinavia dan menyebabkan 2 orang pembicara belum sampai ke lokasi acara. Tapi seperti kata Queen, The Show Must Go On!

Cheers!
Cheers!

Tahun ini Persatuan Pelajar Indonesia kecamatan Stockholm mendapat kehormatan sebagai tuan rumah pelaksanaan konferensi Nordic Baltik. Jadi ceritanya, konferensi ini bertujuan untuk memetakan kekuatan riset dan bidang study para pelajar di wilayah Baltik dan mengimplementasikan ilmu mereka untuk kemajuan Indonesia. Tema yang diusung adalah “A Glimpse into The Future” dan menghadirkan para pelajar dari Norwegia, Denmark, Estonia, Finlandia, dan Swedia sebagai tuan rumah.

Jauh sebelum pelaksanaan acara tanggal 5 Desember 2015, telah banyak hal yang membuat saya tersenyum ketika mengingat seluruh proses kepanitiaan. Sebenarnya saya bukan ketua panitia, tetapi karena proses pemilihan kepanitian ini juga untuk mencari bakat untuk melanjutkan estafet koordinator PPI Stockholm selanjutnya, maka jadilah saya memilih beberapa nama untuk masuk sebagai divisi Akomodasi, Humas, Perlengkapan, dan beberapa divisi penting lainnya.

Read More Read More

Mencari kehilangan.

Mencari kehilangan.

Tidak ada yang menyangka November akan melaju seperti ini. Seperti merayakan sebuah ketergesaan dalam balutan waktu yang seolah tidak ingin menunggu. Barisan hujan yang turun di akhir November menjadi penanda lain, sampai sejauh mana saya berjalan sejauh ini? Apa yang saya dapatkan selain pelukan dingin di minus 7 derajat? Apa saya telah melakukan yang terbaik?

Halo, November
Halo, November

Ketika di penghujung hari saya selalu bertanya mengapa fokus sepertinya menjadi kelemahan? Semangat yang dulu berkoar untuk dikeluarkan entah padam di persimpangan yang mana. Kelebihan energi disalurkan dengan dalih kegiatan demi kegiatan yang pada akhirnya mengantarkan pada pertanyaan,

”Untuk apa”

Okelah, tidak semua manfaat bisa dirasakan seketika. Beberapa hal membutuhkan proses untuk dicerna dan diolah menjadi kenangan. Saya hanya berharap kerja keras untuk meluangkan waktu bekerja di Stockholm Film Festival tahun ini bisa terbayar dengan senyum yang cerah di keesokan hari. Bukannya apa, semua kegiatan seolah menumpuk di bulan November. Selama 10 hari festival, bahkan saya tidak mempunyai waktu untuk menonton satu film pun! Apalagi ketika bekerja selama 10 jam berturut-turut.

Well. Capek.

Walaupun tahun ini jam kerja tidak sepadat tahun lalu, tetap saja kok rasanya shift tahun ini justru yang paling menguras energi?

Read More Read More

Memulai kembali.

Memulai kembali.

Selalu ada pembenaran untuk semua hal, termasuk menelantarkan radioholicz sampai sebulan lebih. Padahal sepanjang bulan Oktober banyak sekali peristiwa yang terjadi. Oktober akan selalu menjadi bulan yang menakjubkan, ketika semua unicorn dilepas dan semuanya berlalu dengan sangat menyenangkan.

halo, november
halo, november

Kelak, ketika peta ingatan Oktober sudah bisa diakses kembali mudah-mudahan cerita itu akan bertebaran di blog ini.

”Jadi mengapa jarang menulis panjang lebar lagi?”

Seperti ucapan pembenaran dalam kalimat pertama bahwa selalu ada alasan untuk apapun. Kali ini kambing hitamnya jatuh pada jurnal doodle yang berisikan seluruh hal tentang keseharian disini. Semua hal-hal tidak penting semuanya terangkum dalam satu buku, mulai dari jadwal kuliah, jadwal bekerja, resep perkedel kentang, lirik lagu, dan beberapa foto yang sudah dicetak.

Saya merindukan sensasi menulis di kertas dengan tulisan warna-warni atau penuh kerandoman yang tidak penting. Teringat beberapa tahun lalu saya rutin membeli agenda hitam yang rutin diisi dengan jadwal kuliah, daftar utang di mace baruga, current crush, ataukah potongan gambar dari beberapa serial favorit.

Kalau bisa dikatakan sih itulah sebenarnya blog, pinterest, dan tumblr dalam dunia nyata.

Read More Read More

Hello, September!

Hello, September!

Apa yang lebih menyenangkan daripada mendengarkan rintik hujan di minggu pagi? Jawabannya mungkin semangkuk bubur menado dengan ikan asin dan sambal yang pedas. Oke, mari singkirkan angan-angan tersebut sebelum menjadi momok yang lebih menakutkan dibandingkan bacaan saya akhir pekan ini.

Hello, September!
Hello, September!

Jangan bayangkan bacaan novel yang telah tertunda beberapa pekan untuk diselesaikan. Hari ini saya harus berhadapan dengan August Comte dan konsep positivistik miliknya. Kurang canggih apa lagi coba hidup saya sampai saya tidak menyadari bahwa 5 hari telah berlalu dari bulan September.

See you again, sweet summer!
See you again, sweet summer!

Dalam perjalanan menuju Skogås kemarin sore, seketika saya berpikir panjang. Kenapa akhir-akhir ini waktu seakan berlari? Apa karena saya terlalu menikmati seluruh aktivitas di Stockholm? Atau saya yang tidak bisa menyelesaikan semua ritme kegiatan yang diprioritaskan? Hari Jumat lalu saya akhirnya memberanikan diri untuk menuliskan semua jadwal kuliah normal dan kuliah tambahan di dalam buku biru. Jadwal itu kadang jadi bumerang yah. Di satu waktu bisa membantu untuk menjadi pengingat, lain kesempatan bisa menjadi beban karena melihat banyaknya jadwal yang padat merayap. Belum lagi jadwal bacaan, kelas berenang, latihan menari saman, koordinasi dengan PPI, dan masih banyak lagi.

Tunggu dulu, koordinasi dengan PPI?

Read More Read More