Browsed by
Tag: Catatan Perjalanan

Berjalan sendiri.

Berjalan sendiri.

The more the merrier, atau istilah kerennya gak ada lo, gak rame! Apa benar setiap perjalanan harus disertai teman-teman? Ada kalanya kita harus memberikan ruang kepada diri sendiri untuk berbincang atau sekadar bertanya, hakikat apa yang kau cari dalam setiap perjalananmu?

radioholicz-berjalan-sendiri1

Lantas mengapa saya harus melakukan perjalanan sendiri lagi? Bukannya di Stockholm saya juga menjalani seluruh keseharian secara mandiri? Bertemu dengan ratusan orang asing setiap hari. Tentu saja hitungan hari yang saya lalui di Stockholm tidak harus masuk hitungan bertualang atau berjalan sendiri.

Read More Read More

This place you return to is home.

This place you return to is home.

radioholicz-home

“Apakah kamu tidak merasa sepi di tempat yang begitu asing, dengan bahasa yang tidak kamu mengerti?”

Seseorang pernah bertanya seperti ini kepadaku.

Saya hanya bisa menjawab, mungkin itulah konsekuensi sebuah perjalanan. Ketika ruang-ruang kosong dalam kepalamu tidak lantas menjadi sesuatu yang berisikan kesepian. Saya menganggap tempat ini serupa rumah kesekian. Ada ikatan yang harus dijalankan, dituntaskan, sampai waktu dan perihal lain yang membuat kita berjalan ke arah yang lain.

Sesungguhnya (mungkin) esensi rumah dan pulang itu hanya ada di dalam kepala.

***

I’m not running from.
No, I think you got me all wrong.
I don’t regret this life I chose for me.

Be careful what you wish for,
‘Cause you just might get it all.

— Daughtry ~ Home

Menuju barat, menuju pusat keramaian Eropa (2)

Menuju barat, menuju pusat keramaian Eropa (2)

Setelah berlari kurang lebih satu kilometer, saya hanya tertegun melihat metro menuju stasiun sentral baru saja berlalu. Aaak! Metro selanjutnya adalah 4.05 dimana waktu perjalanan ke stasiun adalah 20 menit dan saya hanya mempunyai waktu 5 menit untuk berlari ke terminal bus. Begitulah ritme hidup di Stockholm. Karena semua transportasi umum sudah mempunyai jadwal yang jelas, kita bisa memperkirakan rute perjalanan dan waktu tempuh yang ideal.

Jembatan cinta di Cologne
Jembatan cinta di Cologne

Akhirnya dengan muka memelas saya meminta tolong kepada mbak penjaga loket untuk menelpon operator taksi untuk mengetahui kepiluan berikutnya. Harga argo ke stasiun sentral setara 3 kali lipat tiket pesawat ke Paris (backsound petir menggelegar). Saya memutuskan untuk berjudi dengan nasib. Kalau saya memang ditakdirkan untuk pergi, saya akan pergi. Apapun yang terjadi semesta akan mendukung.

4.05, metro datang dan dipenuhi oleh orang-orang yang pulang dugem.

Read More Read More

Menuju barat, menuju pusat keramaian Eropa (1)

Menuju barat, menuju pusat keramaian Eropa (1)

Saya selalu kagum dengan mereka yang melakukan perjalanan sendirian. Seperti petualangan Agustinus Wibowo dalam menjelajahi berbagai sudut terpencil bumi, atau mereka yang mengatakan ingin mencari sesuatu dalam setiap hakikat berjalan. Dengan modal nekat dan percaya diri yang dipaksakan, akhirnya saya memutuskan untuk melakukan solo travelling di beberapa kota selama seminggu lebih. Hasilnya? Saya menemukan beberapa simpul pengingat untuk hal-hal penting yang saya cari.

radioholicz-solo-travelling-leiden1
Jatuh cinta pada pandangan pertama, Leiden!

 

Euforia trip 5 kota ini sudah terasa sepekan sebelumnya. Kuliah sudah tidak fokus, kegiatan harian hanya diisi dengan mencari informasi ”what to do” atau ”what to eat” di kota-kota tujuan. Kemana kaki ini akan melangkah? Rencana awalnya adalah berjumpa dengan beberapa teman seperjuangan di Amsterdam. Karena kelas juga sedang libur paskah, maka saya memutuskan untuk berjalan sebelum waktu pertemuan kami. Saya memutuskan Paris menjadi titik awal, kemudian menuju Brussel, Cologne, dan Amsterdam.

Read More Read More