Teman.

Teman.

Entah dimana saya pernah membaca frase seperti ini,

“Orang datang dan pergi dalam kehidupan, hanya teman sejati yang akan tinggal dihati dan menjadi sahabat”

Dan beberapa hari ini frase itu kembali terngiang di kepala. Mengingat beberapa kejadian terakhir memang menyangkut satu kata yang sangat ajaib, TEMAN.

Ketika melihat beberapa tahun kebelakang, saya pun tidak menyangka bahwa hidup saya akan dikelilingi oleh orang-orang hebat seperti sekarang. Bahkan saya pun tidak berani melabeli mereka dengan nama teman. Karena arti mereka yang sudah lebih dari itu. Teman di Komunitas Ininnawa, FiksiMini Makassar, para Kontributor CreativeDisc, sampai sebuah tempat yang penuh dengan sahabat, Komunitas Blogger Makassar AngingMammiri.

Bersama mereka lah saya belajar untuk mencari arti, mencoba melihat kemampuan diri dan belajar berempati. Bagaimana berusaha mengerti tabiat orang lain, bagaimana mengumpulkan isi banyak kepala dan menyatukannya dalam pemahaman untuk melangkah bersama. Tahun ini entah tahun keberapa saya bersama Anging Mammiri. Saya yang dulunya hanya berada di luar lingkaran, pelan-pelan terjebak masuk dan jatuh cinta pada ritme komunitas ini. Dimana didalamnya tidak ada yang melihat siapa engkau, tapi apa yang bisa dikerjakan bersama. Semuanya disambut dengan pelukan hangat dan tangan terbuka.

Tidak mudah berada di posisi seperti ini. 4 tahun yang dipenuhi dengan cerita yang mengagumkan, dengan kiprah para orang-orang hebat didalamnya. Tidak perlulah saya menyebutkan siapa saja mereka yang telah memberikan kontribusi di lingkup nasional ataupun mereka yang sekarang adalah calon-calon hebat pengisi masa depan.

Di AngingMammiri lah saya mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri, mencoba mengisi kekosongan dari arti kata Teman yang selama ini saya selalu salah artikan. Beberapa orang dari masa lalu tahu tabiat buruk saya, selalu menjadi penyendiri dan melakukan semuanya sendiri, tapi di Anging Mammiri, tidak pernah pun kau dibiarkan jalan sendiri. Selalu ada teman untuk melangkah, selalu ada bahu untuk bersandar, bahkan selalu ada orang yang bisa diajak menggalau.

Tidak selamanya seorang teman akan saling mengerti. Ketika ketidakmengertian itu berhasil dilewati, maka namanya pun bukan teman lagi. Tapi sudah menjadi saudara. Disanalah semuanya berkumpul, dari beragam umur, kesenangan, serta kegelisahan. Seorang saudara yang akan berbicara ketika dia sakit, ataupun seorang saudara yang akan saling mengingatkan ketika seseorang melakukan kesalahan. Itulah arti mereka, yang telah menjadi keseharian dan kebiasaan. Yang rupa dan tingkah laku mereka seperti mengenali saudara kandung sendiri.

Pun saya mengingat lagi isi timeline seorang teman, “bahwa terkadang kau tidak pernah tahu, seorang teman yang akan membantumu lebih dari keluargamu. Bersama mereka kalian lebih banyak hidup dan berinteraksi. Beruntunglah mereka yang memiliki teman-teman terbaik dalam hidup”

Setidaknya sekarang saya yakin. Orang-orang di AngingMammiri tidak akan pernah hanya menjadi sekedar teman. Mereka lebih dari itu. Terlepas dari semua kekurangan dan kelebihan, toh kita hanya manusia biasa juga.

Oh these times are hard,
Don’t give up on me.

(The Script – For The First Time)

*teruntuk orang-orang luar biasa di AngingMammiri, saya bangga menjadi bagian dari kalian.

8 thoughts on “Teman.

  1. walaupun blum bisa secara rill membantu cawe2 dalam kegiatan AM, sudah merasakan ruhnya dan semangat AM yg luar biasssaa…

    salama’ki

  2. apakah saya juga bisa menjadi bagian dari hidup kalian ??? karena milk and toast and honey bagi saya udah lewat, yang ada sekarang smoke and coffe and music…

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.