Superman.

Superman.

Seberapa sering seseorang menumpahkan alasan masa lalu sebagai tameng? Ketika semua hal baik dan utamanya banyak hal buruk yang terjadi. Semuanya menjadi manifestasi pengalaman yang berjalan linear. Lantas, bukankah seseorang mampu menciptakan jalan hidupnya sendiri?

Semua orang pernah melalui titik kulminasi. Menyalahkan Tuhan dan masa lalu untuk semua hal yang dialami. Been there, done that. Saat berada di titik terendah, dimana pikiran-pikiran liar bisa sangat meraja. Sebutkan salah satu keinginan terliar kalian dalam hidup. Keinginan saya? Untuk mati dan pergi saja.

I can’t stand to fly
I’m not that naive
I’m just out to find
The better part of me

I’m more than a bird
I’m more than a plane
I’m more than some pretty face beside a train
And it’s not easy to be me

Image by http://nanya.deviantart.com/

Ketika semua orang berkata, saya sangat beruntung berada di posisi ini. Punya kerja, komunitas yang selalu mendukung, teman yang banyak. Setidaknya itu yang terlihat. Saya selalu menganalogikan isi kepala saya sebagai tata surya. Apakah benar yang kalian lihat itu matahari? Ataukah hanya sampai di Uranus saja? Atau bahkan kalian tidak mengenal saya sama sekali? Pertanyaan yang sekali waktu juga pernah singgah. Saya siapa sebenarnya?

Wish that I could cry
Fall upon my knees
Find a way to lie
‘Bout a home I’ll never see

It might sound absurd
But don’t be naive
Even heroes have the right to bleed
I may be disturbed
But won’t you conceive
Even heroes have the right to dream
And it’s not easy to be me

Saya Libra. Seorang teman pernah berkata, kenapa harus mengasosiasikan dirimu dengan sekumpulan zodiac yang belum tentu benar? Saya tidak membenarkan. Saya Cuma merasa mengambil beberapa bagian dari sifat Libra. Menjaga semua agar tetap seimbang, menjauhi konflik, ingin membuat orang lain senang. Walaupun efek buruknya, saya sendiri sering tersesat. Sebenarnya kadar bahagia itu seperti apa? Apakah dengan menyenangkan semua orang, lantas saya akan bahagia? Apakah dengan bersikap egois dan menyakiti seseorang, saya akan bahagia?

Perasaan itu hukumnya subjektif. Seperti banyak perasaan yang sering saya tekan. Perasaan yang muncul ketika saya bersama beberapa orang teman dekat. Partner in crime. Dimana saya bisa melepas topeng sosial yang saya kenakan. Munafik? Bukan munafik, bukankah hidup ini berdasarkan konsensus yang dibuat bersama? Saya hanya menjalani itu. Mungkin ada beberapa tindakan saya yang tidak sesuai standar umum. Menyembunyikan sesuatu bukan berarti tidak pernah melakukannya.

Up, up, and away, away from me
But it’s alright
You can all sleep sound tonight
I’m not crazy or anything

I can’t stand to fly
I’m not that naive
Men weren’t meant to ride
With clouds between their knees

Saya masih memiliki mimpi. Teringat percakapan terakhir saya dan 3 orang partner in crime, hidup sekarang menjadi realistis. Ketika dulu saya menekankan bahwa saya hidup di area abu-abu, bukan hanya hitam dan putih. Malah saya justru membuat pembatasan ini itu. Bagaimana dengan warna lainnya? Bagaimana dengan pilihan-pilihan lainnya? Sampai saat ini saya sudah membuat bucket list saya. Apa yang akan saya lakukan 10 tahun ke depan. Ketika saya bisa melepas topeng dan melepaskan semua perasaan saya.

I’m only a man in a silly red sheet
Digging for kryptonite on this one way street
Only a man in a funny red sheet
Looking for special things inside of me

Inside of me
Inside of me
Yeah, inside of me
Inside of me

Jadi saya sebenarnya ini siapa? Untuk saat ini saya hanyalah iQko. Pegawai negeri sipil yang tertarik dengan kehidupan komunitas. Membagi kegilaan ritme teratur dengan keriuhan dunia media sosial. Radio dan music menjadi senjata utama. Menyukai rembang petang dan setengah 6 pagi. Ketika dunia menjadi tidak pasti. Apakah gelap atau terang. Apakah baik atau buruk. Ataukah hidup ini perkara benar atau salah?

Tidak mudah berjalan di dalam sepatuku. Seperti tidak mudah berjalan di sepatu orang lain. Saya tidak pernah menyesal apa yang pernah saya lakukan. Karena ada dunia yang lebih besar daripada keinginan saya sendiri. Sampai saat nanti, saya bisa membahagiakan diri sendiri. Tanpa perlu merisaukan orang lain lagi. Suatu hari nanti.

I’m only a man in a funny red sheet
I’m only a man looking for a dream
I’m only a man in a funny red sheet
And it’s not easy
Oooo oooo oooo

It’s not easy
To be
Me

2 thoughts on “Superman.

  1. yah, its not easy to be me..
    ga mudah buat bisa konsisten dalam hidup
    seharusnya masa lalu menjadi hikmah untuk melangkah ke depan
    🙂

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.