Pindah.

Pindah.

Apa yang pasti dari suatu perjalanan? Satu hal yang saya ketahui bahwa ketidakpastian adalah suatu hal yang mutlak.

Saya menyangka akan menghadapi tahun 2013 dengan santai, mengetahui scope kerja yang telah terpetakan dan ritme tugas yang sudah dihapal sedemikian rupa. Sejelas waktu setahun akan saya habiskan seperti apa, termasuk rute travelling yang akan saya jalani. Saya telah membayangkan itu semua. Tapi sepertinya saya pun dipaksa keluar dari zona nyaman.

I'm gonna miss this corner so much!
I’m gonna miss this corner so much!

Akhir tahun yang mengejutkan dan awal tahun yang lebih mengejutkan ternyata. Ketika surat mutasi untuk pindah divisi saya terima di akhir tahun, barulah kemarin breakdown rentang tugas yang (nantinya) akan saya kerjakan. Highlight sementaranya? Kaki saya tidak akan kemana-mana setidaknya selama 6 bulan pertama.

Saya pun lantas bertanya, sebenarnya seberapa sering zona nyaman justru menjadi penjebak?

Bagi mereka yang terkadang lupa daratan, menggampangkan semua hal, zona nyaman menjadi mimpi buruk. Ini yang terjadi selama 6 bulan terakhir. Ada beberapa hal yang keteteran dan membuat saya tidak fokus lagi dengan kerjaan. Jenuh? Bisa jadi. Maka semesta memang selalu berkata setuju, bahwa ini adalah adegan lain yang harus saya lakoni. Dengan emosi yang berbeda 90 derajat. Dengan orang-orang baru, dengan tantangan yang baru pula.

Ketika membereskan barang-barang sepanjang minggu ini, saya banyak melihat jejak. Seberapa sering saya tertidur di meja, seberapa familiar ruang kerja yang dulu, sampai saya merindukan suasana ketika hujan menerpa jendela ruangan. Semua hal detail yang mengantar bahwa memang saya telah menjejak selama 3 tahun di kantor baru. Sebuah tempat yang dulunya masih sering bertentangan dengan status yang selalu ingin bebas. Selalu ingin lepas, tapi ternyata perasaan bebas itu datangnya dari dalam diri sendiri.

Saya banyak belajar selama 3 tahun terakhir, berinteraksi dengan banyak orang. Dengan segala kompleksitas dramanya, saya belajar fokus. Bahwa terkadang hidup pada dasarnya akan mengerucut kepada dirimu sendiri. Semua orang berubah, termasuk tentang pilihanmu. Saya sudah menerima status sebagai pns, abdi negara, you name it. Pelan saya termotivasi untuk menjadi orang yang lebih baik.

Bersyukur komunitas selalu menjadi tempat netral saya. Menjadi pelepas sejenak ketika saya lelah dengan drama yang terjadi di kantor—walaupun ujungnya terjadi drama juga—melintasi banyak event dengan sukacita. 2 bulan yang lalu saya mengatakan kepada seorang teman panitia Blog Nusantara,

“mungkin ini kesempatan terakhir saya menggunakan banyak akses untuk memudahkan kegiatan kita, seterusnya saya tidak tahu”.

Sekali lagi semesta menjawab. Bahwa memang beberapa perkataan terkadang menjadi doa yang terjawab. Keinginan untuk mendapatkan tantangan yang baru telah hadir di depan mata. Saya siap menyambutnya? Bahwa memang itulah yang saya harapkan. Disamping beberapa tugas individual yang telah saya bebankan kepada diri sendiri. Termasuk kursus TOEFL dan memperbanyak banyak jurnal.

“Tahun depan kita akan ke Inggris!” itu doa saya.

***

Pelan tapi pasti semua orang berbenah. Ketika melihat barang-barang yang akan pindah ke ruangan baru, saya mengirimkan sebuah pesan singkat. Bahwa saya tetap di Makassar, tidak jadi pindah ke lain kota.

“Satu sisi saya senang, satu sisi saya sedih. Sepertinya kesibukanmu akan membuat kita jarang bertemu. Semangat kakak”, balasan smsnya ketika saya mengabarkan penempatan saya di divisi yang baru. Saya pun mengatakan akan vakum sementara dari mana-mana. Ada hidup yang harus dibenahi, tanggung jawab yang harus diemban. Sudah saatnya menjadi seseorang yang lebih baik. Amin.

6 thoughts on “Pindah.

  1. sepertinya ada kabar baik di masa mendatang…..selamat Kak….welcome to the club (pemburu beasiswa ke luar negeri) hihii ;D

    NB : sudah saya perbaiki moderasi pengaturan komentar-ku kak….semoga tidak menyulitkan lagi

  2. Sepertinya saya tau, kemana dirimu mengirimkan pesan singkat itu 😀
    Akan merindukan saat-saat di backyardmu. Sungguh menyenangkan sekali malam dan pagi itu. Jika lowong, kami tetap menunggu undangan berkunjung. semangat kak 🙂

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.