Dari kandang paksa ke kancah nasional.

Dari kandang paksa ke kancah nasional.

Menulis membantu saya mengingat detail kejadian. Sedang dimana dan bersama siapa. Entah salah apa ikan mas koki sehingga disamakan dengan mereka yang sumbu ingatannya selalu pendek. Tapi terkadang isi kepala yang begitu random dan kompleks membuat semua hal harus dikeluarkan segera.

mereka yang menjadi keluarga :')
mereka yang menjadi keluarga :’)

Kalau tidak, ya gila.

Saya sudah lupa kapan pertama kali saya berinteraksi dengan komunitas Anging Mammiri. Rasanya sewaktu kafe baca Biblioholic berada di rumah besar. Beberapa kali meeting AM dilaksanakan disana, dan saya masih sok cool. Dengan pura-pura jual mahal tapi penasaran juga. Siapa sih mereka ini?

Pertemuan saya yang paling mengesankan tentu saja ketika didaulat untuk menjadi master of ceremony. Entah dari mana mereka mengetahui profesi lain saya sebagai penyiar. Ketika didaulat untuk menjadi MC tentu saja saya menolak dengan halus. Walaupun permintaan itu datang dari seorang @sayapbidadari, saya masih belum pantas untuk berbicara di depan umum. Berbagi panggung dengan mereka yang paham dengan dunia tulis menulis.

Tapi itulah mereka. Keluarga kecil yang terus mendorongmu untuk berubah menjadi lebih baik, dan mempercayakan sesuatu yang mungkin diri sendiri tidak pernah bisa mempercayainya. Sudah berapa kali saya menyebutkan bahwa dulu saya inferior?

Haha, saya lebih nyaman berbicara di ruang studio, tersembunyi di balik mixer dan computer studio daripada berbicara di depan umum. Tapi mereka tidak gampang menyerah. Acara demi acara dengan semena-mena mereka menunjuk saya sebagai seksi acara dan moderator plus mc. Seringnya sih demi alasan menghemat budget.

*dijitak bendahara*

Berkat mereka saya mempunyai banyak pengalaman menarik. Seringkali merangkap seksi acara membuat saya lebih nyaman untuk brainstorming atau berbicara dengan banyak orang. Walaupun beberapa orang harus tahan dengan sikap nyinyir atau sarkas saya, mereka tetap bertahan. Berbagai acara penting membuat kami bukan lagi sebuah komunitas, tapi menjadi keluarga yang siap menyokong satu sama lain.

launching mozilla firefox
launching mozilla firefox

Bagaimana rasanya menjadi host untuk acara sebesar diskusi Makassar tidak Kasar, sampai membawa isu tersebut kedalam ranah Pesta Blogger yang diketuai oleh Rara. Pun launching firefox terbaru menjadi catatan tersendiri pada resume professional yang saya jalani sebagai mc default komunitas. Yang terakhir, ajang besar Kopdar Nusantara yang mengharuskan saya berpikir 2 kali lebih banyak untuk menggabungkan semua unsur dan memastikan semuanya berjalan lancar.

Lah, katanya komunitas blogger, kok lebih banyak kegiatan offlinenya? Rasanya kami mesti berbangga. Usia 8 tahun bukan sesuatu yang mudah diraih, apalagi blog sudah dianggap tidak seksi lagi. Tulisan saya sendiri sangat berevolusi, dari curhatan galau nan ababil, menjadi sesuatu yang bisa dikategorikan kontemplasi walaupun tetap galau juga sih. Tetapi melalui blog saya mengenal banyak dunia tulis menulis yang lain, termasuk menjadi contributor tetap CreativeDisc. Sebuah music weblog pertama di Indonesia.

Blogging, menulis dan AngingMammiri rasanya sudah menjadi kesatuan yang default. Proses belajar terus terjadi, sambil memaknai apa arti teman dan menemukan mereka yang sudah dianggap keluarga.

Selamat ulang tahun, AngingMammiri tercinta.

***

Postingan ini dibuat sebagai rangkaian dari #SewinduAM dan berpartisipasi dalam memperingati Hari Blogger Nasional yang jatuh setiap tanggal 27 Oktober. Selamat Hari Blogger Nasional!

nb : lewat tiga hari karena paper yang lebih posesif 😛

One thought on “Dari kandang paksa ke kancah nasional.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.