Stockholm dalam 180 hari.

Stockholm dalam 180 hari.

Kalau bukan Madeleine yang mengingatkan, mungkin saya sudah lupa hitungan hari yang saya jalani di kota ini. Bertemu dengan orang-orang baru, mendatangi tempat-tempat yang mempunyai ceritanya masing-masing. Mengapa saya sangat menyukai Stockholm? Karena saya bisa menemukan efisiensi bertemu dengan ritme kota yang sangat cepat. Ruang-ruang terbuka yang sangat memanjakan mata, serta orang-orang yang ramah. Rasanya seperti menyesuaikan dengan keakraban yang terasa familiar.

Salah satu sudut jalan Östermalmtorg
Salah satu sudut jalan Östermalmtorg

Saya juga sangat berdosa dengan blog radioholicz. Niatnya akan bercerita banyak tentang Stockholm dan ritme hidup selama disini, nyatanya masih beberapa postingan bertajuk Stockholm dan Swedia. Baiklah, ini sebagai postingan pertama dari sekian banyak cerita mengenai budaya, kebiasaan dan foto-foto selama saya bertualang di Stockholm. Berapa hari lagi saya akan menghabiskan waktu disini? Ratusan!

Stockholm terbagi menjadi beberapa bagian yang ditandai dengan pulau-pulau besar. Biasanya sepulang kuliah saya menghabiskan waktu di daerah Södermalm yang terkenal sebagai area hipster dengan banyaknya butik-butik atau pub-pub (yang pastinya tidak sesuai dengan kantong mahasiswa). Östermalm selalu menjadi area menarik untuk fotografi karena mempunyai gedung-gedung dengan arsitektur khas Stockholm, tidak lupa Salu Hall (Food Hall) yang sudah berdiri sejak 1880. Selain dua area tersebut, Sergels Torg yang menjadi pusat kota dan Kungsgatan untuk sekedar window shopping dan melihat selera fashion penduduk Stockholm.

Östermalm Food Hall
Östermalm Food Hall
Hotörget
Hotörget
Hotörget
Hotörget
Kungsgatan
Kungsgatan
Gamla Stan
Gamla Stan

 

Efisiensi untuk bepergian di Stockholm bisa menggunakan Tunnel Bana (sistem kereta api bawah tanah) yang menghubungkan titik utama Stockholm, bus, kapal ferry atau pendeltåg yang menghubungkan titik luar Stockholm. Banyak taman yang bisa dikunjungi. Favorit saya tentu saja Kungsträdgården yang terletak tidak jauh dari pusat kota. Selain itu saya sering mengunjungi Vitabergenparken dengan pemandangan yang sangat menakjubkan. Beberapa bagian taman ini digunakan sebagai tempat pertunjukan teater, yang biasanya berlangsung selama musim panas dan musim gugur. Taman yang letaknya agak diluar kota Stockholm tapi sangat layak dikunjungi adalah Djugården dan Tyresö. Dinyatakan sebagai taman nasional, biasanya orang-orang akan datang dan membawa alas duduk untuk berjemur atau bermain bersama keluarga (tentu saja di musim panas).

Vitabergen park
Vitabergen park
Tyresö
Tyresö
Kungsträdgården
Kungsträdgården

Masih banyak daerah lainnya yang belum sempat terjelajahi. Semoga dengan postingan ini saya bisa terus menulis tentang Stockholm. Selamat menyambut akhir pekan.

3 thoughts on “Stockholm dalam 180 hari.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.